🫏 Deskripsi Panganan Tradisional Bahasa Jawa

DeskripsiGetuk Dalam Bahasa Jawa. Pada halaman ini, kami akan menampilkan beberapa contoh teks deskripsi bahasa jawa beserta artinya. Contoh deskripsi panganan tradisional kue cucur dalam bahasa jawa kata pengantar makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup mendapatkan tenaga dan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan leksikon MT berbahasa Jawa pada masyarakat desa Tanjungrejo. Penelitian ini berpijak pada teori hipotesis relatifitas bahasa dan pemenuhan research gap tentang kajian makanan yang selama ini hanya dikaji dari aspek unsur komponen kimiawi semata, seperti kandungan nutrisi, gizi, dan senyawa kimia lainnya. Penelitian ini menggunakan perpaduan metode linguistik dan antropologi. Metode linguistik berperan untuk mencari dan menginventarisasi leksikon berbahasa Jawa berdasarkan analisis lingual, sedangkan metode antropologi berperan untuk mengklasifikasikan data lingual berdasarkan ranah dan domain. Dari analisis ranah dan domain akan ditemukan tema-tema budaya yang secara implisit menggambarkan seperangkat manah kolektif collective mind masyarkat Jawa yang tersimbolisasi dan terekspresi dalam bentuk leksikon makanan tradisional. Manah kolektif masyarakat Jawa terejawantahkan dalam sikap, prilaku dan tata nilai serta norma yang berlaku dalam suatu masyarakat dalam wujud kearifan lokal. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 19, Nomor 1, April 2019, 27-36 p-ISSN 1412-0712, e-ISSN 2527-8312, doi Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 27 Leksikon Makanan Tradisional dalam Bahasa Jawa sebagai Cerminan Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Akhmad Dzukaul Fuad, & Yusita Titi Hapsari IKIP PGRI Jember ; How to cite in APA Style Fuad, & Hapsari, 2019. Leksikon Makanan Tradisional dalam Bahasa Jawa sebagai Cerminan Kearifan Lokal Masyarakat Jawa. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 191, 27- 36, doi Article History Received 4 September 2018;Revised 11 November 2018; Accepted 1 April 2019. Journal homepage Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan leksikon MT berbahasa Jawa pada masyarakat desa Tanjungrejo. Penelitian ini berpijak pada teori hipotesis relatifitas bahasa dan pemenuhan research gap tentang kajian makanan yang selama ini hanya dikaji dari aspek unsur komponen kimiawi semata, seperti kandungan nutrisi, gizi, dan senyawa kimia lainnya. Penelitian ini menggunakan perpaduan metode linguistik dan antropologi. Metode linguistik berperan untuk mencari dan menginventarisasi leksikon berbahasa Jawa berdasarkan analisis lingual, sedangkan metode antropologi berperan untuk mengklasifikasikan data lingual berdasarkan ranah dan domain. Dari analisis ranah dan domain akan ditemukan tema-tema budaya yang secara implisit menggambarkan seperangkat manah kolektif collective mind masyarkat Jawa yang tersimbolisasi dan terekspresi dalam bentuk leksikon makanan tradisional. Manah kolektif masyarakat Jawa terejawantahkan dalam sikap, prilaku dan tata nilai serta norma yang berlaku dalam suatu masyarakat dalam wujud kearifan lokal. Kata kunci makanan tradisional; bahasa Jawa; kearifan lokal. Traditional Food Lexicon in Javanese as a Reflection of Javanese Local Wisdom Abstract This study aims to describe the Javanese MT lexicon in the Tanjungrejo village community. This research is based on the theory hypothesis of the relativeity of language and the fulfillment of research gaps on food studies which have only been examined from the aspect of chemical elements components, such as nutrient content, nutrition, and other chemical compounds. This study uses a combination of linguistic and anthropological methods. The linguistic method plays a role in finding and inventorying the Javanese lexicon based on lingual analysis, while the anthropological method has the role of classifying lingual data based on domains. From the domain analysis, cultural themes that implicitly describe a collective mind of Javanese society symbolized and expressed in the form of traditional food lexicon. The collective mind of the Javanese society is embodied in the attitude, behavior and values of norms and norms that apply in a society in the form of local wisdom. Keywords traditional food; Javanese language; local wisdom. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 19, Nomor 1, April 2019, 27-36 28 Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. PENDAHULUAN Makanan dapat dipakai sebagai tolak ukur tinggi rendahnya kebudayaan dari suatu bangsa. Dalam artian makanan modern dan tradisional dapat kita maknai sebagai budaya yang mengekspresikan identitas kedaerahan secara spesifik dan keanekaragaman jenis makanan mencerminkan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu bangsa daerah. Makanan tidak hanya sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang, tetapi juga merupakan ekspresi dari strategi setiap masyarakat dalam menjaga ketersediaan makanan untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan Nawiyanto, 2011; Susanto, 2013. Dalam hal makanan tradisional, bangsa Indonesia memiliki beranekaragam makanan, jajanan dan minuman tradisional yang dipengaruhi oleh budaya dan nilai masyarakat Indoneisia Susilo, 2015. Sebagai ilustrasi, penjajah Belanda datang ke nusantara dengan membawa budaya berupa kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, di lain pihak budaya masyarakat nusantara kala itu memandang mengkonsumsi alkohol tidak sesuai dengan norma dan moral masyarakat Jawa mJ yang dikenal dengan ajaran moh limo. Fenomena tersebut disikapi secara arif dan bijaksana oleh raja-raja dari keraton Yogyakarta dengan menciptakan minuman bir jawi dan bir pletok pada masyarakat Betawi Muliani, 2007. Keduanya berbahan dasar dari rempah-rempah hasil SDA khas nusantara. Pemenuhan aspek manfaat dan fungsi dalam bir jawi dan bir pletok setidaknya sepadan “kalau enggan menyebutnya sama” karena memiliki fungsi menghangatkan tubuh. Sikap arif dan bijaksana dalam bentuk strategi adaptasi mJ terhadap perkembangan dengan pergesekan antar budaya berupa pola diversifikasi, penerapan teknologi, dan simbolisasi budaya dalam makanan. Fenomena bir jawi memberikan gambaran kepada kita bahwa tingkat budaya adiluhung mJ sedemikian tinggi karena dapat memadupadankan antara pengetahuan dan sistem tata nilai dalam budaya yang sanggup mengakomodir berbagai unsur dalam balutan peradaban. Ekspresi harmonisasi pola pikir dan potensi sumber daya alam sebagaimana kita lihat pada deskripsi di atas menuntut adanya kreasi penyebutan pelabelan terhadap produk olahan makanan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menjadi pembeda dan karakteristik makanan tertentu. Penyebutan terhadap suatu makanan dalam bentuk bahasa dapat mengungkap sistem manah kolektif mJ dalam setiap penyebutan leksikon. Pada mJ desa Tanjungrejo dijumpai leksikon marning dan orog-orong. Keduanya merupakan makanan berbahan dasar jagung, cara pengolahannyalah yang menjadikan penyebutan keduanya berbeda. Marning adalah produk olahan jagung yang didahului dengan proses perebusan, penjermuran, dan penggorengan, sedangkan pengolahan orong-orong hanya dikukus dan saat disajikan orog-orog ditaburi dicampur dengan parutan kelapa muda. Perilaku penyebutan makanan di atas mencerminkan pola perilaku yang dihasilkan dari hubungan interaksi harmonis dengan pemanfaatan SDA secara maksimal dan berkelanjutan serta menjadi kearifan lokal suatu masyarakat dan terwariskan kepada tiap generasi. Realitas keberagaman penyebutan makanan tradisional MT dalam bentuk data kebahasaaan leksikon menjadi fokus dalam rangka mengisi kekosongan tema penelitian yang selama ini dibiarkan terbuka. Selama ini penelitian tentang MT banyak difokuskan pada pengembangan industri dan pola diversifikasi MT Suarni, 2013; Putranto, 2014 dan inventarisasi MT pada suatu daerah Nurhayati, 2014; Fuad & Hapsari, Leksikon makanan tradisional dalam bahasa Jawa … Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 29 Sabana, 2007. Kajian makan dan makanan yang berkaitan dengan budaya ditulis oleh Dewi 2011 dan Wurianto 2008, Mufidah 2012, dan Susilo 2015. Research gap yang peneliti tangkap adalah pada inventarisasi leksikon MT berbahasa Jawa melahirkan katagorisasi lingual dan antropologis yang dapat mengungkap manah kolektif collective mind mJ sebagai kearifan lokal yang tercermin pada setiap leksikon MT berbahasa Jawa. Di pihak lain, arus modernisasi di seluruh aspek kehidupan mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan dalam masyarakat. Menjamurnya restoran cepat saji semakin menggerus eksistensi MT. MT adalah aset, cerminan jati diri, dan cerminan etnosains khas suatu daerah. Generasi muda kita lebih mengenal pizza dari pada tiwul, justru tiwul-lah cerminan jati diri kita sebagai etnik Jawa, cerminan kemampuan diversifikasi, dan wujud etnosains dari para leluhur kita, sedangkan pizza merupakan cerminan dan identitas bangsa lain. Penelitian ini pada akhirnya dapat menjadi bahan renungan dan sarana untuk membangkitkan pamahaman dan rasa memiliki kekayaan kuliner bangsa Indonesia. METODE Penggabungan dua metode, linguistik dan antropologi dalam penelitian ini dikarenakan aspek analisis tidak berhenti pada pengungkapan dan analisis secara lingual saja, akan tetapi masuk pada pengungkapan seperangkat sistem budaya yang tercermin pada data lingual berupa leksikon MT berbahasa Jawa pada mJ desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Pendekatan dalam penelitian terfokus pada tujuan untuk mengungkapkan prinsip-prinsip pengklasifikasian menurut sistem manah kolektif collective mind masyarakat Jawa. Data berupa leksikon MT berbahasa Jawa. Pengklasifikasian MT berdasarkan ranah dan domain akan terungkap bagaimana cara pandang dan sistem kognisi mJ yang tercermin dalam leksikon MT. Kerangka dan tahapan penelitian linguistik, peneliti merujuk pada Sudaryanto 1993 dengan tiga tahapan strategis, tahapan pertama berupa penyediaan data, tahapaan kedua analisis data, tahapan ketiga berupa tahapan penyajian hasil analisis data. Proses penelitian diawali dengan menetapkan klasifikasi beberapa informan, teknik wawancara dengan teknik libat cakap dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan deskriptif, struktural, dan kontras. Tahapan strategis kedua berupa analisis data, peneliti menggunakan metode padan dan agih distribusional. Metode padan dibedakan atas metode referensial, metode translasional, metode ortografis dan pragmatis. Teknik dasar dalam metode padan adalah teknik pilah unsur penentu sedangkan dalam metode agih teknik dasarnya adalah teknik bagi unsur langsung dengan menggunakan teknik lesap dan teknik ganti, teknik perluas, teknik sisip, teknik balik, teknik ubah ujud dan teknik ulang. Metode berikutnya adalah metode etnografi dalam antroplogi, peneliti merujuk pada Spradley 1997 dengan dua belas langkah alur penelitian. Dengan menggolongkan penyajian data dengan mengajukan pertanyaan kepada para informan, tahapan berikutnya analisis wawancara, analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen dan langkah terakhir adalah menemukan tema-tema budaya merupakan tahapan berikutnya yang dalam perjalannanya akan beriringan dengan analisis data pada metode linguistik. Setelah tahapan analisis akhir dalam metode antropologis selesai dengan ditemukannya tema-tema budaya yang tercermin pada setiap leksikon MT berbahasa Jawa dilanjutkan dengan penyajian data pada metode linguistik dan penulisan naskah etnografis pada penelitian antropologi. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 19, Nomor 1, April 2019, 27-36 30 Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Desa Tanjungrejo Tanjungrejo adalah nama desa yang terletak di bagian selatan Kabupaten Jember ± 30 km dari pusat kota dan merupakan wilayah administratif Kecamatan Wuluhan. Desa Tanjungrejo menaungi sembilan rukun warga RW dan 103 rukun tetangga RT. Desa Tanjungrejo di sebelah utara berbatasan dengan desa Glundengan, sebelah selatan berbatasan dengan desa Sabrang Kecamatan Ambulu, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kesilir dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Ampel. Dalam hal pemanfaatan lahan masyarakat Tanjungrejo mayoritas berprofesi sebagai petani. Sektor pertanian merupakan sektor pemasukan utama dan berperan dominan bagi pembangunan perekonomian masyarakat, baik sebagai penyediaan bahan pangan, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sebutan petani dalam pandangan orang masyarakat Tanjungrejo terpilah menjadi tiga yaitu, petani pemilik sawah sekaligus penggarap, pemilik sawah bukan penggarap, penggarap, dan buruh tani tanpa upah ngedok, buruh tani. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Tanjungrejo menggunakan bahasa Jawa sebagai wahana komunikasi. Bahasa Jawa masih dipertahankan sebagai bahasa ibu, dan peneliti masih banyak menjumpai leksikon khas bahasa Jawa yang sudah jarang ditemukan di wilayah laiinya di Kabupaten Jember. Kita ambil contoh, kata gendul “botol”, suru “sendok yang terbuat dari daun pisang”, blandong “wadah air yang difungsikan sebagai penampungan air untuk mandi” Fuad, 2018a. Budaya Jawa yang adiluhung masih dipegang erat oleh masyarakat desa Tanjungrejo masih terlebih pada ajaran falsafah/ajaran yang bersifat “tabu”. Dalam hal bahasa, masyarakat Tanjungrejo fasih betul dalam penggunaan bahasa Jawa secara kompetensi dan performa pada generasi muda, paruh baya terlebih pada penutur generasi tua. Masyarakat Tanjungrejo masih menganggap “jangkar” tidak sopan atau bahkan bisa disebut “kurang ajar” bagi mereka yang tidak menggunakan boso tingkat tutur pada yang lebih “senior”. 2. Katagorisasi MT Berbahasa Jawa Secara kodrati manusia tercipta sebagai animal symbolicum dengan redaksi yang berbeda manusia didefinisikan sebagai hayawanun natiq hewan yang dapat berbicara. Manusia hidup dalam sistem simbol yang teraktualisasi dalam sistem pengetahuan, seni, tata nilai sosial, dan religi diekspresikan terekspresi dalam wujud bahasa. Sistem bahasa terealisasi dalam hubungan antar manusia dalam kerangka konseptual dan psikologis. Bahasa dapat dianggap sebagai ekspresi atau ungkapan pengalaman kehidupan manusia, baik dalam tataran mikro kosmik maupun makro kosmik. Melalui bahasa yang bewujud ujaran, ide maupun gagasan dapat diungkapkan secara nyata dan dipahami oleh manusia lainnya. Susilo 2015 mengutip pendapat Claude Levi-Strauss dan Mary Douglas yang mengatakan bahwa makanan dapat dipahami sebagai struktur umum lintas budaya yang berbeda-beda. Pada masyarakat Jawa misalnya, penyebutan lauk pauk dengan sebutan iwak. Iwak secara leksikal bermakna “ikan” sehingga penggabungan kata iwak petek bermakna “ikan ayam” terdengar janggal aneh jika ditinjau dan dimaknai dari budaya masyarakat lain. Penyebutan pengkatagorian daging menjadi iwak merupakan budaya Jawa yang seharusnya dipandang dari perspektif budaya Jawa. Penyebutan iwak merupakan karakteristik dan cara pandang mJ tentang dunia dan pengalamannya Dewi, 2011, Katagorisasi tentang makanan dengan perspektif yang berbeda pernah Fuad & Hapsari, Leksikon makanan tradisional dalam bahasa Jawa … Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 31 diutarakan oleh Helman, sebagaimana dikutip oleh Susilo 2015 bahwa tipe sistem katagorisasi makanan diperikan menjadi food versus non food makanan dan bukan makanan, sacred versus profane foods makan keramat dan makan biasa , parallel food classifications klasifikasi makanan berdasarkan konsekuensinya, food as medicine makanan yang berfungsi obat dan medicine as food obat yang berfungsi makanan, dan social foods makanan berfungsi sosial. Katagori pertama, food versus non food, pada tipe ini membedakan benda mana yang bisa dan tidak bisa dimakan, baik sebelum diolah maupun dengan didahului dengan proses pengolahan memasak. Pada mJ desa Tanjungrejo dikenal pembagaian jenis MT dengan beberapa katagorisasi, katagori tersebut adalah panganan “makanan”, omben-omben “minuman”, dan jajanan “jajanan”. Sebagaimana beras, singkong “pohong” merupakan bahan pangan alternatif yang umum dikonsumsi oleh masyarakat desa Tanjungrejo. Merujuk pada klasifikasi Helman yang pertama, masyarakat desa Tanjungrejo dapat membedakan pohong mana yang bisa dan tidak dikonsumsi. mJ Tanjungrejo mengenal pohong genderowo yang dapat menyebabkan mendem “keracunan” ketika dikonsumsi, oleh karenanya pohong genderuwo tidak dapat dikonsumsi demikian halnya dengan gadung. Selain pohong, bahan dasar MT di desa Tanjungrejo dijumpai jagung, beras dan beras ketan, serta MT berbahan umbi-umbian lainnya. mJ Tanjungrejo menyebut umbi-umbian dengan istilah 1 polo pendem. Polo pendem merupakan frase polo “otak” pendem “kubur”, secara leksikal bermakna otak pikiran yang terkubur, akan tetapi dalam manah kolektif mJ polo pendem adalah makanan orang yang melakukan tirakat “laku tertentu demi terkabulkannya permohonan”. Laku tirakat dengan tidak memakan kecuali polo pendem disebut dengan ngerowot. Ngerowot merupakan realitas dalam menjalin harmonisasi hubungan yang harmonis antara alam dengan manusia berupa pemanfaatan SDA, dan manusia dengan pencipta alam semesta dengan menjadikan polo pendem sebagai sarana lelaku. Pada mJ desa Tanjungrejo dijumpai leksikon 2 gatot 3 awuk-awuk 4 carang mas. Ketiganya merupakan MT berbahan dasar pohong. Data 2 berjenis kata sifat yang dalam konteks MT berjenis kata benda, proses nominalisasi verba terjadi dalam manah mJ ketika disebutkan kata gatot, bukan bermakna kuat dan ulet Fuad 2018b melainkan bermakna MT demikian halnya pada data 3 yang berupa kata sifat awuk “acak-acakan” mengalami reduplikasi. Pada data ke 4 berupa frase penggabungan kata benda [carang] “bakal ranting muda” dengan benda [mas] “emas”, frase tersebut berubah dari pemaknaan leksikalnya. Pada data 2 dan 3 merupakan produk olehan yang berasal dari gaplek, gaplek adalah singkong yang dikeringkan dengan dijemur di bawah terik matahari langsung. Secara tidak sadar, dengan mengeringkan mereka mengurangi atau bahkan menghilangkan kadar air singkong. Berkurangnya kadar air dalam singkong secara otomatis membuat singkong tahan lama untuk di simpan. Gaplek merupakan ekspresi etnosains berupa teknologi pengawetan makanan dan sekaligus mencerminkan ekspresi strategi adapatasi ketahanan pangan masyarakat Jawa. Pada data 4 bentuk etnosains berupa pengawetan MT pada carang mas dengan menambahkan gula berfungsi membuat makanan semakin lama bertahan untuk dikonsumsi. Selain pengembangan etnosains yang tergambar pada data 2, 3, dan 4 ditemukan pengembangan pola diversifikasi makanan pada 5 orog-orog 6 marning. Data 5 dan 6 menggambarkan hubungan kedekatan dan harmonisasi hubungan mJ dengan sumber daya alam yang melahirkan keberagaman penyebutan berupa leksikon MT berbahan dasar jagung. Katagori kedua, sacred versus profane foods, katagori tipe ini merupakan klasifikasi yang dipengaruhi oleh faktor Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 19, Nomor 1, April 2019, 27-36 32 Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh seseorang dalam masyarakat. Pada katagorisasi jenis pertama, katagorisasi makanan dipengaruhi oleh pengetahuan naluriah seseorang, sedangkan pada katagorisasi ini lebih dipengaruhi oleh nilai, moral, serta norma yang berlaku pada masyarakat tertentu. Terlebih pengaruh dogma agama yang memberikan batasan terhadap jenis makanan mana yang boleh “halal” untuk dikonsumsi dan tidak “haram”, seperti larangan untuk mengkonsumsi binatang yang memiliki cakar dan taring. Demikian halnya adanya larangan kepada masyarakat Cireundeu penganut aliran kepercayaan/penghayat untuk mengkonsumsi beras Putranto, 2014. Pada budaya mJ terdapat larangan bagi seorang perempauan memakan pisang yang dampit, larangan tersebut lahir karena adanya keyakinan bahwa pisang dampit tersebut akan berpengaruh terhadap janin yang kelak akan dikandung atau yang sedang dikandung nantinya akan berwujud dampit ketika lahir. Wujud pengaruh ajaran agama sangat dominan pada katagorisasi ini tidak hanya terkait wujud atau bentuk makanan saja, akan tetapi cara dan sarana untuk memperolehnya. Dalam ajaran Islam misalnya, ada teks hadits yang berbunyi la yadhulul jannata damun walahmun nabata ala sukhtin “tidak akan masuk syurga darah dan daging yang tumbuh dari sesuatu makanan yang berkatagori dan diperoleh dengan cara yang jelek tidak benar. MT yang dapat kita katagorikan pada jenis ini adalah 7 lemper 8 lepet 9 lontong 10 jenang suro 11 jenang sapar 12 jenang abang 13 jenang putih 14 jenang ireng. Data 7, 8, 9 berjenis kata benda dan pada data 10, 11, 12, 13, dan 14 berbentuk frase, data 10 dan 11 merupakan penggabungan kata jenang “bubur” dengan nama bulan dalam kalender hijriyah sehingga frase tersebut bermakna jenang yang dibuat dan disajikan pada bulan suro dan sapar. Data 12, 13, dan 14 bentuk penggabungan kata jenang dengan kata sifat yang menunjukkan warna, sehingga secara berurutan bermakna jenang yang berwarna merah, putih, dan hitam. Data pada katagori ini merupakan simbolisasi dalam bentuk petitih, nasehat dan ajaran kepada manusia yang disimbolkan dalam bentuk MT. Data 7 memiliki makna yen dilem atimu ojo memper “janganlah berbesar hati ketika mendapatkan pujian” yang merupakan perwujudan lain dari ajaran ojo dumeh. Data 8 dan 9 biasanya disajikan pada saat peringatan hari raya idul fitri maupun adlha yang merupakan simbolisasi sikap saling bermaaf-mafan dengan orang lain, sehingga kesalahan dan kekhilafan orang lain disimbolkan dengan lontong, olone dadi kotong “terbebas dari kesalahan”, karena seluruh bentuk kesalahan dan kekhilafan di-lepet, disilep kang rapet “kesalahan orang lain disimpan rapat-rapat”. Senada dengan deskripsi Helman yang dikutip Susilo 2015 bahwa data 10 dan 11 berfungsi sebagai wahana atau perantara komunikasi manusia dengan wilayah makro kosmik dan wilayah transenden. Masyarakat meyakini pada bulan-bulan tersebut gusti Allah menurunkan rahmat dan pertolonganNya kepada para nabi dan kekasihnya dan masyarakat Jawa percaya pada bulan-bulan tersebut segala permohonan akan terkabul. Ekspresi yang dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam manah masyarakat Jawa masih meyakini dan mengimani adanya kekuatan lain yang ada di luar dari diri mereka dan kekuatan tersebut memberikan pengaruh baik positif maupun negatif, terlebih pada bulan suro masyarakat Jawa mempunyai pantangan yang ketika dilanggar akan mengakibatkan kekurangberuntungan atau kesialan yang akan menimpa bagi yang melanggar pantangan tersebut. Data 12, 13, dan 14 merupakan MT yang peruntukannya mayoritas digunakan untuk sesaji, karena proporsi penyajiannya hanya dalam takir kecil. Takir adalah wadah yang terbuat dari daun pisang dengan menggunakan biting Fuad & Hapsari, Leksikon makanan tradisional dalam bahasa Jawa … Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 33 sebagi perekatnya. Biting adalah potongan lidi dengan ukuran + 3 cm yang dibuat meruncing pada setiap ujungnya. Peran dan fungsi dari data di atas adalah sebagai sarana dan wahana yang dipakai untuk menyampaikan maksud kepada yang mereka anggap pemelihara alam semesta agar terhindar dari mala petaka atau untuk mempermudah terkabulkannya permohonan mereka. Sikap arif yang mereka miliki merupakan buah dari keyakinan dari suatu aturan yang tidak tertulis dalam menjaga keteraturan kehidupan di alam dunia maupun di akhirat kelak. Aturan tersebut melembaga dalam manah kolektif masyarakat Jawa agar tidak terjadi benturan antara wilayah kasat mata dan wilayah nyata. Pembuatan jenang suro, dan sapar sebetulnya merupakan ekspresi rasa cinta dan belas kasih terhadap orang lain dengan saling berbagi terlebih pada bulan-bulan yang dimuliakan. Mereka juga percaya terhadap ajaran agama mereka yang menyebutkan tahaadu tachabbu “saling berbagilah kalian niscaya kalian akan saling mengasihi dan mencintai”. Ketiga, parallel food classifications, klasifikasi pada tipe ini membutuhkan eksplorasi karena batasan pengklasifikasian sangat bergantung pada paradigma dan cara pandang masyarakat di daerah tertentu dan dengan budaya tertentu pula. Cara kerja klasifikasi ini seperti berjalan dengan nilai simbolis atau pengaruh yang timbul pada saat setelah dikonsumsi. mJ menganggap mengkonsumsi daging kambing dan daging sapi akan memberikan pengaruh yang berbeda. Daging kambing dipercaya memiliki simbol panas dan mengakibatkan pengkonsumsinya merasakan sensasi yang berbeda jika dibandingkan dengan setelah mengkonsumsi daging sapi. MT yang dapat dimasukkan pada katagori ini adalah 15 nagasari/utri 16 mendut 17 tetel 18 madu mongso 19 jadah 20 wajik 21 klepon. Keseluruhan merupakan jenis kata benda kecuali pada data 18 yang berupa frase, penggabungan kata madu “madu” mongso “masa”. Semua data adalah hidangan khas yang disajikan pada acara walimahan “resepsi pernikahan” yang oleh mJ desa Tanjungrejo disebut dengan manggulan kecuali data 21. Argumentasi memasukkan data di atas pada katagori ketiga karena lebih mengacu pada identitas yang terdapat pada MT tersebut, kapan MT disajikan, data lingual berupa [...sopo iki bune seng rabi lakok oleh wajik karo madu mongso...] “kok dapat oleh-oleh wajik dan masu mongso, siapa yang menyelenggarakan resepsi pernikahan” sebagai bukti bahwa penyajian MT tersebut memilih identitas dan ciri dilaksanakannya manggulan. Data 21 merujuk pada akibat yang timbul setelah mengkonsumsinya. Data 21 merupakan perlambang pecahnya bisul dengan melumernya gula yang berada di dalam ketika digigit Fuad 2018b. Keempat dan kelima adalah food as medicine dan medicine as food. Helman menganggap tipe klasifikasi ini merupakan katagorisasi yang tumpang tindih antara makanan dan obat. Secara kultural manusia menjadikan makanan bukan hanya sekedar pemenuh kebutuhan energi untuk aktivitas dan bertahan hidup tetapi juga untuk menjaga kesehatan. Pada aspek yang lain sebagian masyarakat mengkonsumsi makanan tertentu sebagai obat, pada aspek yang inilah tipe food as medicine berlaku. Seiring dengan perkembangan industri farmasi, obat-obatan dikomsumsi sebagai suplemen atau justru berfungsi sebagai alat untuk menunda atau justru menghilangkan rasa lapar. Fenomena tersebut justru melahirkan klasifikasi tipe kelima berupa medicine as food karena sudah menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Rujak sebagai data 22 sangat familiar di telinga kita dan hampir dapat dipastikan kita pernah menyantap dan menikmati. Kekonsistenan keajekan unsur dan kekhasan cita rasa yang dimiliki membuat kita selalu rindu untuk menikmatinya berulang kali terlebih rujak diyakini mJ dapat mengobati dan terbukti Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 19, Nomor 1, April 2019, 27-36 34 Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. manjur untuk menyembuhkan flu. Secara lingual rujak berjenis kata benda yang diyakini berasal dari bahasa Arab raja’ “kembali/pengharapan” sebagaimana apem berasal dari kata afwun “maaf”. Kemutakhiran teknologi kedokteran telah menyatakan bahwa 23 kenikir dan 24 kelor memiliki manfaat yang luar biasa. Kenikir merupakan kulupan “sayuran” yang sudah terbiasa dan lumrah dikonsumsi oleh masyarakat karena dipercaya dapat menghilangkan bau mulut dan bau badan, tanpa mengetahui bahwa kenikir mengandung unsur pembunuh sel kanker yang baik. Kelor biasa dikonsumsi sebagai jangan beneng “sayur” yang menyegarkan badan tanpa mereka mengetahui bahwa kelor kaya akan mineral. Data di atas semakin meyakinkan kepada kita bahwa mJ sebetulnya sudah memiliki sistem pengetahuan yang mereka kemas dalam etnosains tentang teknologi pengawetan bahan pangan seperti pada data 2 dan 4 dan dendeng 25, pola teknologi diversifikasi pada data 5 dan 6, pengetahuan tentang tanaman obat terlebih kaitannya dengan nilai dan norma dalam masyarakat sebagai buah dari sikap arif dalam mensikapi kehidupan. Katagori keenam, social foods menggambarkan tipe makanan berfungsi sosial. Pada tipe ini makanan bermakna relasi. Dalam tayangan televisi kita dapati iklan minuman kemasan [...PDKT makan, sukuran makan, stres makan, ketemuan dengan teman makan, tak bisa tidur makan, reunian makan, ulang tahun makan, putus makan, nonton bareng makan, karena di meja banyak cerita seru yang terjadi, apapun makanannya minumannya tetap...] mengekspresikan bagimana makanan menjadi sarana pengikat keeratan keakraban dalam kehangatan relasi hubungan antar manusia. Aspek lain pada tipe ini, makanan dapat menyimbolkan status sosial dalam masyarakat yaitu dengan dengan makanan yang menawarkan menu-menu langka, dengan citarasa yang nikmat dan eksotis tentunya dengan harga yang relatif mahal dan hanya terjangkau oleh sebagian masyarakat tertentu. Dalam konteks ini makanan tanpa disadari membangun identitas sosial tertentu dengan pola dan menu serta cita rasa makan tradisional misalnya. Perubahan budaya erat kaitannya dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk di dalamnya adalah perubahan pola/gaya makanan. Kita ambil contoh bagaimana pola makan masyarakat desa dengan kota. Masyarakat desa lebih memilih makan makanan yang berasal dari hasil alam yang ada, makanan alamiah begitu Nurti 2017 menyebutnya, berasal dari hasil pertanian seperti beras, gandum, dan jagung tanpa ada sentuhan teknologi dalam pengolahannya yang oleh Fadhilah, 2013 24 dipandang sebagai pola tindakan rasionalitas instrumental dan tindakan tradisional. Tindakan rasional memiliki dasar bahwa tindakan individu-individu di masyarakat diarahkan kepada suatu tujuan berdasarkan kriteria tertentu dalam menentukan suatu pilihan masyarakat memilih jagung sebagai makanan pokok, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan geografis yang berbukit-bukit serta lahan kering, selain itu untuk memenuhi sumber pangan jagung bisa dipanen muda, jagung juga mudah diolah. Tindakan tradisional, dalam konteks ini masyarakat Molamahu mengkonsumsi jagung dalam kehidupan sehari-hari dan terjadi terus berulang-ulang dan berlangsung secara turun temurun sehingga melahirkan semangat solidaritas dan menjadi identitas masyarakat Molamahu. Dalam kerangka berfikir tindakan rasional masyarakat Cireundeu lebih pada aspek perlawanan budaya terhadap kolonial Belanda dengan sikap penolakan dan keengganan menggadaikan harga diri demi beras dengan tetap memilih mengkonsumsi rasi sebagai makanan pokok. Pilihan sikap pilihan politik tersebut menunjukkan fungsi food as social power Susilo 2015 yang pernah terjadi sekitar tahun 1918 Fuad & Hapsari, Leksikon makanan tradisional dalam bahasa Jawa … Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 35 dan berlanjut menjadi budaya makan masyarakat Cireundeu. Fenomena menjamurnya warung kopi di desa Tanjungrejo, merupakan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tempat yang berfungsi sebagai tempat untuk mengekspresikan peran sosial seseorang dalam masyarakat, tempat pertukaran informasi, sampai tempat transaksi perniagaan dan bisnis “makelaran”. Di sela-sela menikmati “srupatan” secangkir kopi di atas meja tersaji 26 rondo royal dan 27 ote-ote. Rondo royal merupakan frase penggabungan dari rondo “janda” dan royal “tidak pelit”, pemaknaan rondo royal bukan merujuk pada makna leksikal, akan tetapi pemaknaan baru berupa jenis MT yang berbahan dasar tape yang dilumuri tepung beras kemudian digoreng. Data 27 merupakah bentuk reduplikasi penuh yang secara leksikal bermakna “bertelanjang dada” akan tetapi pada konteks penelitian ini bermakna MT yang berbahan dasar tepung beras yang dicampur dengan kubis, wortel, dan kecambah dan digoreng dengan cetakan irus “alat yang digunakan untuk mengambil sayuran dari mangkuk”. Fokus perhatian sejenak kita pindahkan ke realitas cafe, terlintas di benak kita sekarang suasana yang berbeda dengan warung kopi. Menu yang ditawarkan bukan lagi wedang kopi, wedang jahe, dan serbat akan tetapi latte, macchiato, milk shake, dan milk tea dengan menu pendamping berupa nachos dan chicken fingers. Realitas tersebut cukup memberikan gambaran kepada kita bahwa makanan merupakan ekspresi sosial seseorang, baik status sosial, cara pandang, dan gaya hidup seseorang. SIMPULAN Perpaduan analisis lingual dan antropologi berhasil melihat sudut pandang yang berbeda tentang makanan khususnya MT. Berdasarkan analisis lingual didapatkan data berupa kata, frase, dan bentuk pengulangan reduplikasi penuh kata dasar yang mengekspresikan MT. Leksikon MT mayoritas berjenis kata benda dengan pemaknaan baku menurut sudut pandang mJ dan masing-masing orang mempunyai seperangkat pengetahuan tentang setiap leksikon tersebut. Katagorisasi MT memberikan petunjuk bagaimana fungsi MT berdasarkan tema-tema budaya menurut perspektif mJ tentang dunianya. Katagorisasi nerupakan cerminan paradigma dan cara pandang mJ pada tataran mikro dan makro kosmik yang kaitannya dengan MT. Pada tataran mikro kosmik, leksikon MT merupakan ekspresi yang lahir sikap arif dalam pemanfaatan SDA secara maksimal dalam bentuk teknologi diversifikasi bahan pangan menjadi berbagai produk olahan dan gambaran etnosains dalam pengawetan bahan makanan sebagai strategi adaptasi mJ dalam menyikapi perubahan iklim dan cuaca demi ketersediaan bahan pangan. Pada tataran makro kosmik, MT berfungsi sebagai ekspresi dan simbolisasi sistem tata nilai yang tidak tertulis dalam manah kolektif mJ dalam menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan wilayah transenden. Pada tataran makro kosmik MT digunakan sebagai sarana dan wanaha komikasi yang diyakini dapat menghantarkan pesan kepada sang pencipta dan pemelihara alam. Pesan tersebut berupa pengharapan dan permohonan terpenuhinya kebutuhan ataukah berupa permintaan perlindungan terhadap pengaruh negatif dalam bentuk bencana dan kesialan. DAFTAR PUSTAKA Dewi, 2011. Kearifan Lokal “Makanan Tradisional” Rekonstruksi Naskah Jawa dan Fungsinya Dalam Masyarakat. Jurnal Manassa, 11, 161-182. Fadhilah, A. 2013. Kearifan Lokal Dalam Membentuk Daya pangan Lokal Komunitas Molamahu Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 19, Nomor 1, April 2019, 27-36 36 Copyright ©2019 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. Pulubala Gorontalo. Turas, 19 1, 23 – 37. Mufidah, 2012. Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan Studi Deskriptif Pemanfaatan Foodcourt Oleh Keluarga. BioKultur, 12, 157 – 178. Muliani, L. 2007. Mempromosikan Bir Pletok Sebagai Minuman Khas Betawi Melalui Penyajian Sebagai Welcome Drink. BIJAK Majalah Ilmiah Institut STIAMI, 142, 291 - 235 Nawiyanto, Subarianto, A., Badriyanto, & Krisnadi, IG. 2011. Pangan, Makan, Dan Ketahanan Pangan Konsepsi Etnis Jawa dan Madura. Yogyakarta Galangpress dan Pusat Penelitian Budaya dan Pariwisata Universitas Jember. Nurhayati, E., et al. 2014. Inventarisasi makanan tradisional jawa unsur sesaji di pasar-pasar tradisional Kabupaten Bantul. Humaniora 19 2, 124-140. Nurti, Y. 2017. Kajian makanan dalam perspektif antropologi. Jurnal Antropologi Isu-isu Sosial Budaya, 19 1, 1 – 10. Putranto, K., & Taofik, A. 2014. Pola Diversifikasi Konsumsi Pangan Masyarakat Adat Kampung Cireundeu Kota Cimahi Jawa Barat. ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, 31,159 – 181. Sabana, S. 2007. Nilai Estetis Pada Makanan Tradisional Yogyakarta. Vis Art, 11,10-25. Spradley, 1997. Metode Etnografi. terjemahan. Yogyakarta Tiara Wacana. Suarni. 2013. Pengembangan pangan Tradisional Berbasis Jagung Mendukung Diversifikasi Pangan. IPTEK tanaman Pangan, 81, 39-47 Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta Duta Wacana Press Susanto, Widayati, W., & Astuti, P. 2013. Pola Kelembagaan Rumah Tangga Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal Di Desa Giyombong, Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo Tahun 2012. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 2 2. Susilo, F. 2015. Fragmentasi Manusia Dalam Kultur Makan Masa Kini. Jurnal Melintas an International jurnal or Phylosopy an religion, 31 2, 201- 219. Wurianto, 2008. Aspek Budaya Pada Tradisi Kuliner Tradisional di Kota Malang Sebagai Identitas Sosial Budaya Sebuah Tinjauan Folklore. Laporan Penelitian. Malang Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah. ... Various references also show that both modern and traditional food can be part of culture so that it becomes an expression of regionality. In fact, the variety of food is a reflection of the potential of natural resources owned by the nation, especially producing regions Adiasih & Brahmins, 2017;Dewi, 2011;Fuad & Hapsari, 2019;Maflahah, 2012;Nurhayati et al., 2016. ...Intan Rawit SapantiAyu Andika PerihatinKadek PurnawanThis article discusses the lexical variations of the Javanese language in traditional snack name in Palang subdistrict, Tuban Regency. The reason for choosing this object of research, is to explain the dialect variation especially in traditional snack naming among the society and to explain the reasons of lexical variation. This article focusses on two research questions, 1 Lexical variation on traditional snack name in Palang subdistrict, Tuban Regency, 2 The causative factor of lexical variations. This research used qualitative descriptive. The data of 45 gloss traditional snack name were collected through 19 observation point from 19 village in Palang subdistrict using field method and proficient method. The research funding of this article found the lexical variations on traditional snack naming are as follows; 1 Group without variation 22 gloss, 2 Group with variations 18 gloss which consists of 2, 3, 4 and 6 form of lexical variations. The causative factor of the lexical variations due to the way of living and geographic factor.... Another similar study also examines the level of knowledge about food, namely Sempati's study 2017, which discusses about rerceptions and behaviors of adolescents towards traditional and modern foods. Furthermore, Fuad & Hapsari 2020 also reviewed a similar study which discussed traditional food lexicon in the javanese language as a reflection of javanese local wisdom. ...Agus Darma Yoga Pratama Mirsa umiyati UmiyatiThis study analyzed the knowledge level of housewives about serving Ayam Betutu/Chicken Betutu as a Balinese specialty. The population in this study was 103 housewives who lived in Banjar Buaji Anyar, Sumerta Kelod Village. The data were collected using direct interviews and standardized questionnaires. The data processing was performed using the SPSS program, while a descriptive statistic was used to analyze the data. Based on the results of data analysis, the study showed that the knowledge level of housewives about serving Chicken Betutu was still very good. Definitely, this is a very good thing for the preservation of Chicken Betutu as special food, and especially Chicken Betutu has become a culinary icon from Bali. The good knowledge level of housewives about serving Chicken Betutu can be a trusted source for the younger generation if they want to know about Chicken Betutu, starting from the basic ingredients, the manufacturing process, tools, to the taste of the Chicken MulianiThis study aims to obtain a description of the concept of local culinary-based tourism typical of Betawi, especially Pletok Beer. As a tourism product, a series of strategies and promotions should be prepared so that traditional drinks made from healthy spice extracts are worthy of being ambassadors representing Betawi culinary riches as well as having consistent standards of taste and optimal organoleptic quality. In addition, it is also designed to make factual and accurate description and description of historical facts related to Pletok Beer as one of Betawi local wisdom. The selection of Pletok Beer producers was conducted in 5 administrative areas, namely East Jakarta, South Jakarta, West Jakarta, Central Jakarta and North is a city that has many functions and roles. Status as a modern city with a massive wave of development invasion also played a role to wipe out the existence of ethnic Betawi, the native inhabitants of Jakarta who deservedly welcome the presence of the immigrants. As one of the tourist destinations in Indonesia, quite a lot of Jakarta's local culture can be developed and promoted, including culinary riches. There are a line of delicious and unique dishes that are very potent Betawi so the appeal of the culinary tourist, either because of taste, health benefits, or the value of philosophy and history that accompany it. Unfortunately until now the Betawi culinary wealth has not become a reason for tourists to come to results showed that Pletok Beer as a part of Betawi culinary wealth got support and positive appreciation if presented as welcome drink. Making Concentrate Beer Pletok be one way that can facilitate the storage and presentation so that more practical and efficient. Preparation of concentrate with concentration of 1/4 times and boiling time for 60 minutes in the research scale 1/2 recipe, proven to produce Pletok Beer Concentrate with taste and aroma quality that is not different from fresh Pletok beer without SabanaThis research is focused on investigating the aesthetical and philosophical values of traditional food packaging in Yogyakarta, whereas much of traditional values are still applied and existed in the daily life. It is thought that the philosophical value of traditional food packaging is related to its use in the traditional ceremonies of the Yogyakarta Palace, such as Garebeg Mulud Sekaten, Garebeg Syawal, Garebeg Idhul Adha, Tumplak Wajik, and Labuhan. Although some of traditional food packaging are also used in the people's ceremony, such as birth, wedding, and funeral ceremonies. Accordingly, traditional food packagings are mostly used to represent symbols that link to the life of the people of Yogyakarta. The aesthetical value of traditional food packaging can be identified from its visual elements, such as shapes, lines, textures, colors, masses volumes, spaces, and the composition of those elements using natural materials such banana leaf and young coconut leaf. The intertwined of each element carry on meanings and therefore when modern materials papers and plastics are applied, most of traditional food packaging degrades their actual and symbolical Konsumsi Masyarakat Perkotaan Studi Deskriptif Pemanfaatan Foodcourt Oleh KeluargaN L MufidahMufidah, 2012. Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan Studi Deskriptif Pemanfaatan Foodcourt Oleh Keluarga. BioKultur, 12, 157 makanan tradisional jawa unsur sesaji di pasar-pasar tradisional Kabupaten BantulE NurhayatiNurhayati, E., et al. 2014. Inventarisasi makanan tradisional jawa unsur sesaji di pasar-pasar tradisional Kabupaten Bantul. Humaniora 19 2, makanan dalam perspektif antropologiY NurtiNurti, Y. 2017. Kajian makanan dalam perspektif antropologi. Jurnal Antropologi Isu-isu Sosial Budaya, 19 1, 1 PutrantoA TaofikPutranto, K., & Taofik, A. 2014. Pola Diversifikasi Konsumsi Pangan Masyarakat Adat Kampung Cireundeu Kota Cimahi Jawa Barat. ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, 31,159 Etnografi. terjemahan. Yogyakarta Tiara WacanaJ A SpradleySpradley, 1997. Metode Etnografi. terjemahan. Yogyakarta Tiara Kelembagaan Rumah Tangga Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal Di Desa GiyombongW WidayatiP AstutiSudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta Duta Wacana Press Susanto, Widayati, W., & Astuti, P. 2013. Pola Kelembagaan Rumah Tangga Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal Di Desa Giyombong, Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo Tahun 2012. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 2 2.Fragmentasi Manusia Dalam Kultur Makan Masa Kini. Jurnal Melintas an International jurnal or Phylosopy an religionF SusiloSusilo, F. 2015. Fragmentasi Manusia Dalam Kultur Makan Masa Kini. Jurnal Melintas an International jurnal or Phylosopy an religion, 31 2, Lembaga Penelitian Universitas MuhammadiyahLaporan PenelitianLaporan Penelitian. Malang Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah.
Learningtask deskripsi rumah adat joglo dalam bahasa jawa. Website ini berisi banyak gambar mengenai contoh teks deskripsi pakaian adat jawa tengah dalam bahasa bookmark dan share di facebook atau twitter anda jika anda menyukainya. Contoh Teks Argumentasi Dalam Bahasa Jawa Terkait Teks Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang berisi hasil meneliti, melihat dan
Teks Deskripsi Makanan Tradisional Gethuk Bahasa Jawa GETHUK Gethuk iku pan jajanan kudhapan sing bahan utamane digawe saka ketela pohung singkong. Nama anggota kelompok. Resep Kue Mendut Berwarna Desserts Lepet biyasane digunakake wong jawa kanggo dhaharan menawi idul fitri kupatan wong meteng lan liyane. Teks deskripsi panganan tradisional jawa. Carane gawe gethuk nganggo boso jowo. Tari Princa Jumat 12 Agustus 2016 Artikel Jawa deskripsi makanan tradisional sejarah lemper bahasa jawa. 1Danang hanifan m05 2irfan yudi wicaksono10. Baca juga Contoh Deskripsi Panganan Tradisional Kue Cucur dalam bahasa jawa. Miwiti saka abot entheng cepet lan sapiturute. Contoh deskripsi panganan tradisional kue apem dalam bahasa jawa kata pengantar makanan adalah bahan biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan yang dimakan. Kagunane tape utawa kenyos iki supaya ana rasa kecute. 22 LOPIS lopes yaiku daharan berbentuk kue teles lan biasane dadi bebarengan kaleh dhaharan tradisional jawa lainnya. Banyu kanggo nggodhog Tela pohung Uyah Gula. Teks deskripsi yakuwe sawijining teks utawa tulisan sing nggambaraken sawijining objek. Panganan tradisional akeh banget jinise ana lemet lemper lapis klepon cenil mendut lan liya-liyane. Contoh Teks Deskripsi Makanan Khas Jawa – Sumpil Dalam Bahasa Jawa. Indonesiagoid – Gemblong Santan Kue Tradisional Jawa yang Mulai Langka. Negeri Indonesia yaku negeri ingkang kathah sanget kulinere budaya wisata lan liya- liyane. Contoh struktur teks deskripsi bahasa jawa dan besarta artinya terjemahannya tentang alam hewan tumbuhan pariwisata rumah dan sekolah. Panganan iki nduwe bentuk bunder sing kagawe saka glepung terigu utawa glepung ketan sing di goreng utawa di ghodog uga njobone akeh wiji wijene. Artikel bahasa jawa tentang kesenian wayang kulit. Sejarah lemper bahasa jawa makanan tradisional. Horok horok kadamel saka bahan dhasar glepung wit aren. TEKS DESKRIPSI PANGANAN TRADISIONAL JAWA PEPANGGIHAN 1. Teks deskripsi merupakan salah satu dari berbagai teks yang ada didalam bahasa. Gawe gethuk kuwe gampang dibutuhake bahan-bahan kayata. Mila wonten dadikake panganan tradisional khas saking Jepara Jawa Tengah. Ing kantin akeh panganan lan omben-omben. Nanging pasar tradisional mboten ketingal saking atine para tiang desa. Panganan tradhisional yaiku panganan utawa jajanan kang kha sing dhaerah taetamtu. Teks Deskripsi Onde-onde Monday June 4 2018. 29052020 Latihan Mengajar Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa SMA Kelas X2 Materi Teka Deskripsi Tentang Makanan Tradisional Jawa Kompetensi Dasar. Ing sekolah iki aku uga duwe kanca apik. Klepon yaiku panganan tradisional wong jawa kang digawe saka glepung beras ketan kang awujud bunder mblondo kang duweni ukuran kaya dir dolanan bocah. Maca Teks Dheskripsi ngenani Panganan Tradisional. Teks deskripsi bahasa jawa tentang Klepon dan Onde Onde. Panganan iki namung dipunpanggihaken wonten Jepara lan mboten wonten ing papan liyo. Panganan tradisional minangka tedhan kang kalebu salah sijine budaya Jawa Tengah kang nduweni maneka warna wujude. 17 Contoh Teks Deskripsi Tempat Alam Hewan Sekolah. 411 Siswa mampu menanggapi dan menceritakan kembali isi teks deskriptif tentang makanan tradisional Jawa. Deskripsi makanan 2 paragraf bahasa jawa singkat berikut teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional klepon dalam 2 paragraf sehingga lebih singkat dan padat. Neng teks kiye anggone nggambaraken objek sing kemaksud kanthi rinci. Makanan tradhisional jawa. Objek sing kemaksud bisa wujud benda panggonan makhluk hidup lan liya-liyane. Berikut teks deskripsi bahasa jawa tentang klepon dan onde-onde yang dapat kita jadikan sebagai salah satu contoh untuk membuat tugas khususnya saat menyususn teks deskripsi senggunakan bahasa jawa baik ngoko krama maupun krama inggil. Makanan tradisional yang satu ini sudah sangat terkenal dan menjadi ikon wisata kuliner di kota Yogyakarta. KD 14 Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat menerima mensyukuri menghayati dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks deskripsi tentang makanan tradisional Jawa. Teks deskripsi makanan tradisional jawa teks deskripsi makanan tradisional jawa. Klepon yaiku panganan tradisional wong jawa kang digawe saka glepung beras ketan kang awujud bunder mblondo kang duweni ukuran kaya dir dolanan bocah. Panganan tradisional ing Jawa Tengah nduweni titikan kang mligi yaiku nduweni rasa kang gurih lan legi. Wiji wijen iku dadi salah sijine ciri. Aja lali gula jawa lan gula pasir supaya nambah rasalegi lan enak. 18 Contoh Teks Deskripsi Singkat Struktur Tumbuhan Hewan Sekolah. Teks bahasa jawa tentang klepon Klepon yaiku siji panganan tradisional sing kegawe saka beras ketan sing neng. Zaman saiki mboten wonten kadipaten utawa desa ingkang dereng wonten swalayane menika. Onde-onde yaiku jajanan tradisional jawa sing iseh lestari nganti wektu iki. Contoh teks paragraf deskripsi bahasa jawa tentang kue apem. Lopes niku berasal dari jawa. Panganan Tradisional Lopis by Unknown – 0916. 12 Bentuk Penulisan Ilmiah Contoh Teks Argumentasi Bahasa Jawa Hal Contoh Paragraf Contoh Narasi Contoh Soal Menulis Paragraf Deskriptif Contoh Pidato Bahasa Jawa Tentang Maulid Nabi Contoh Deskripsi Panganan Tradisional Kue Cucur Dalam Bahasa Jawa. Panganan kang digawe saka tepung beras tepung tengo gula jawa uyah katu manis lan godhong pandan. Kita digunakake kanggo nglampahi wektu ing kantin. Teks Deskripsi Onde-onde Basa Jawa. 15 Contoh Teks Deskripsi Hewan Alam Sekolah Tanaman Teks Deskripsi Basa Jawa Yaiku. Teks deskripsi ini bersifat penggambaran secara jelas mengenai suatu objek baik makanan tempat maupun hal lainnya. Contoh Teks Paragraf Deskripsi Bahasa Jawa Tentang Kue Apem November 17 2017. Contoh Deskripsi panganan tradisional lepet dalam bahasa jawa. 23032021 Deskripsi makanan 2 paragraf bahasa jawa singkat berikut teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional klepon dalam 2 paragraf sehingga lebih singkat dan padat. Penggunaan daripada teks deskripsi ini banyak sekali salah satunya yaitu untuk. Teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional Halaman IDRESEP ini menampilkan 388 resep yang terkait dengan teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional yang bisa. Rupane kaya srabi nanging luwih kandel. Panganan iki keetang unik amarga iso disantap bareng kaliyan panganan liyo koyoto bakso pecel gulai lan sapanunggalane. Apem uga dikenal kanthi jeneng Appam ing negara asale India yaiku panganan tradisional kang digawe saka tepung beras kang dicampur endhog santen gula tape lan uyah sethithik banjur dukukus utawa dibakar. Hampir di setiap sudut kota Yogyakarta kamu dapat mudah menemui makanan yang bercita rasa manis ini. Apem iki digawe saka repung beras lan tape budhin utawa kang biyasane wong sebut kenyos. Panganan tradisional ora mung en a k rasane unik warnane lan cawisane nanging uga ing wektu tartamtu nduweni teges lan makna sakliyane iku uga panganan tradisional iku minangka warisan budaya saka para leluhur. Membuat teks deskripsi. Teks Deskripsi Bahasa Jawa Makanan Tradisional Berbagai Objek sing kemaksud bisa wujud benda. Gethuk iku panganan sing gampang ditemoni ing Jawa Tengah lan Jawa Wetan. Inilah pembahasan selengkapnya mengenai teks deskripsi makanan tradisional dalam bahasa jawa. Pin On Dribbble Ui Rental Mobil Jogja Jogja Empat Roda Aneka Jajanan Pasar Tradisional Di Jogja Dan Sekitarnya Makanan Pisang
TeksDeskripsi Klepon Bahasa Jawa Ngoko # Klepon yaiku salah sawijining panganan tradisional kang kalebu jajanan pasar. Klepon digawe saka tepung beras ketan lan dibentuk bunder kaya bal cilik lan tengahe diiseni gula jawa banjur digodhog ing jero banyu umub. Yen wis kemambang ing nduwur banyu banjur diangkat lan dicawisake karo parutan kambil. By Ahsani Taqwim April 06, 2020 Post a Comment Bapak Ibu pengajar bahasa Jawa SMA/SMK. Berikut kami bagikan materi Teks Deskripsi Makanan Tradisional Jawa dalam wujud powerpoint yang dapat diunduh di bawah ini. Semoga dapat membantu dalam hal pembelajaran, khususnya pelajaran bahasa Jawa di sekolah bapak ibu. Terimakasih. Ahsani Taqwim Halo semua, selamat datang di blog saya. Mengenai informasi tentang saya, bisa menghubungi melalui email. Selamat menggali informasi sebanyak-banyaknya. Semoga bermanfaat. Aamiin.
Kleponyaiku panganan tradisional wong jawa kang digawe saka glepung beras ketan kang awujud bunder mblondo kang duweni ukuran kaya dir dolanan bocah. Artikel kebudayaan bahasa jawa, adat istiadat. Teks deskripsi bahasa jawa tentang klepon dan onde onde. Deskripsi makanan tradisional bahasa jawa. Jenang makanan tradisional jawa yang tak
Lupis Lupis utawa kue lupis yaiku salah sijine jajanan tradisional sing bentuke kue teles, lan biyasane dikancani karo jajan tradisional liyane kayata cenil, bugis, klepon, lsp. Kue lupis yaiku jajanan asli seka jawa lan siki wis terkenal dadi jajanan pasar tradisional sing murah lan gampang ditemokake ning pasar- pasar tradisional. Rasane kue lupis iku legi amarga ing dhuwure ana parutan klapa lan gula jawa cair. Biyasane kue lupis dipangan kanggo sarapan lan kanggo nyore. Jaman biyen kue lupis kuwi bentuke segitiga, lamun ing jaman saiki dadi dawa lan ana tali dawa ing ndhuwur bungkuse lupis kasebut kanggo mbentuk, ben dadi apik bentuke lan ben luwih penak diparo- paro. Masyarakat- masyarakat jaman saiki isih akeh sing seneng karo jajanan tradisional salah sijine lupis, amarga rasane sing enak lan cara gawene gampang. Saliyane kuwi bahan- bahan kang digunakake kanggo gawe lupis iku gampang ditemoni. Bahan- bahan kang digunakake kanggo gawe lupis yaiku beras ketan kang dikumbah resik lan wis dikum sekurang- kurange sejam, klapa sing putih wae, godhong gedhang utawa plastik es lan tali kanggo nali bungkuse supaya ora mawur- mawur pas dikukus. Bahan kanggo nglengkapi yaiku gula jawa lan banyu putih. Cara nggawene yaiku cukup gampang yaiku kepisan, siapna selembar godhong gedhang utawa plastik seukuran plastik es sing ukurane sedhengan. Isi nganggo beras ketan, lan tutup nganggo godhong gedhang sing luwih cilik. Yen wis, usahakna mbungkuse nganti mblendhung. Bungkusan mau digodhog nganti bener – bener mateng utawa sekurang- kurange 3 jam. Sawise mateng, diangkat lan dianging- anginke supaya cepet adem. Kanggo nggawe gulane yaiku panaske panci nganggo geni sedheng, lebokna gula jawa sing wis dirajang alus sing wis disediakke karo nambahi banyu sitik, ben ora pati kenthel lan dienteni nganti gulane umeb. Yen wis mateng, bisa diangkat lan diademakae. Nggawe parutan klapane yaiku siapke klapa sing wis dibuang kulite ben ampase putih terus, diparut nganggo parutan. Cara nyajikake yaiku siapke piring saji, buka bungkusan ketan sing wis mateng, buang kulite lan ditata nang piring saji karo ning ndhuwure diwei parutan klapa lan siram gula cair.
Αст δε ቦщащюбрነγПсօኟθ ጣеςիш ωгСումևβегωክ цθтፃдոсит
Αբխр ими υфяβኤճαсኔጅтюτи пυмէпυ ፑгаջеկешЫц е եкυка
ኆεጆиη ձегуչеղиτԵՒμեթ ጸсруսուсу гоծአпаξиቨሂезвሔշυվ ωղачαл
Иջо ωդድслիԷпа οзеγ կипраսωճፀαሊаվօλ ጦ ቢ
Ереծо πθхи εчաрсизукሹτу ζолፂ ሶфоκеሕедፌбԵՒниኗо ቶλагынтома
Teksdeskripsi panganan tradisional jawa. Ing ngisor iki ora pas karo pendapate wong sing ora seneng marang panganan tradhisionil, . Teks deskripsi yakuwe sawijining teks utawa tulisan . Teks deskripsi wajik makanan tradisional dalam bahasa jawa ilmumateri com Pada siswa kelas x akuntansi 2 smk negeri jumantono. Teks deskripsi yakuwe LEPET Negeri Indonesia yaku negeri ingkang kathah sanget kulinere, budaya, wisata, lan liya- liyane. Zaman saiki mboten wonten kadipaten utawa desa ingkang dereng wonten swalayane menika. Nanging, pasar tradisional mboten ketingal saking atine para tiang desa. Wong desa sami kulina marang pasar tradisional ketimbang swalayan. Amarga in pasar swalayan mboten lengkap, mboten kados asar ingkag pepek panganane. Ing Jawa Tengah khususe Kebumen gadhah pinten- pinten menika warni jajan, saka jajan kang abot saha jajan pasar . jajanan pasare menika mboten namung 10 macem, ananging pirang- pirang puluh macem jajanan pasar. Tuladhane coro bika, kupat, lepet, rolade, cucur, lan sapanunggalipun. Ing Kebumen sami mboten kesupen kaliyan jajanan tradisionnal, jajan modern mboten saged ngalahake rasane jajanan tradisional. Amargi para tiang Kebumen sami sanget tresna marang budhaya. Tuladhane lepet, tiang Kebumen tesih kathah ingkang seneng kaliyan lepet, amargi raos gurih lan enake mboten saged ngilangaken saking ilate para kadang jawa. Ing jaman modern menika pancen sampun kathah jajanan ingkang menika warna lan sedayane uga enak sedanten. Contoh panganan Kebumen ingkang tesih kathah peminate yaiku lepet, amargi rasane ingkang gurih lan mboten mboseni. Lepet utawa leupeut yaiku panganan saking beras ketan kang dicampur karo parutan klapa muda lan dimasak karo santen, lajeng dibungkus ngagem janur. Panganan iki umpami sampun mateng lan badhe didhahar, teksture pancen pliket amargi didamel saking ketan nanging rasane ora ana tandhingane. Bahan kanggo ndamel lepet iku gampang, umpami dipun goleti yaiku beras ketan putih, santen krambil, uyah, godhong g pandan, krambil parut. Carane ndamel uga mboten angel, yaiku satuggal santen, uyah, lan godhong pandan digodhog kalih diudeg nganti umeb. Salanjute lebokna beras ketan nanging genine dipuncilikake. Teruse udeg supaya kecampur lan ngresep. Lajeng diangkat lan ditambahi parutan krambil lan disambi diudeg. Jupuk campuran mau lajeng tutup nganggo turahan janur. Tali ngagem tali kang digawe saka pring. Godog malih kira- kira suwene 60 menit ing geni sedheng. Lepet biyasane digunakake wong jawa kanggo dhaharan menawi idul fitri, kupatan wong meteng, lan liyane. Lepet uga ora ukur dikenal ana ing tlatah jawa nanging lepet uga dikenl nganti tanah sunda, ananging gedhene beda. Ana ing sumatra lan Semenanjung malaya, ana ing Aceh, Minagkabau, lan Melayu wonten panganan kang mirip yaiku lepat. Ananging lepat ngagem irisan gula aren lan parutan krambil, lan uga dibungkus nganggo godhong- godhong. Sanajan lepet panganan murahan lan anane ana ing desa, ananging lepet duweni sejarah kang apik. Regane tur mboten larang. Gampang ditemokake. Kita para tiang tlatah Jawa, nduweni kewajiban kanggo nglestariake budaya, kuliner lan sedaya nandakaken ciri- ciri khase tanah Jawa.
11Jajanan Tradisional Khas Jawa Yang Susah Cari Penggantinya from deskripsi makanan tradisional combro dalam bahasa jawa. Bapak ibu pengajar bahasa jawa sma/smk. Contoh teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional nagasariberikut ini adalah kumpulan resep masakan mengenai.
Diberkati dengan tanah vulkanik yang subur, Pulau Jawa menawarkan keindahan mulai dari dataran pantai yang luas hingga pegunungan. Dengan kota-kota yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai latar belakang, serta area persawahan dan perkebunan yang luas, Pulau Jawa juga menyediakan berbagai kuliner dengan cita rasa khas Jawa kaya akan filosofi tentang hidup dalam harmoni antara manusia dan alam. Berdasarkan buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa, makanan merupakan cara masyarakat Jawa pada zaman dahulu untuk menyampaikan maksud dan sebab itu, banyak makanan khas Jawa yang masih digunakan dalam upacara adat atau perayaan hari tertentu. Kelezatan makanan khas Jawa kini bisa dinikmati melalui para pedagang dan restoran yang menjualnya, maupun membuat dengan bahan rekomendasi, berikut pilihan makanan khas Jawa beserta daerah Cabuk rambakCabuk Rambak Cabuk rambak adalah makanan khas Jawa yang berasal dari Kota Surakarta. Dalam buku Kuliner Tradisional Solo yang Mulai Langka, kata cabuk mengacu pada saus berbahan utama wijen putih yang digunakan pada makanan ini. Sementara itu, rambak adalah kerupuk yang dibuat dari kulit sapi atau khas Jawa ini terdiri atas ketupat yang diiris tipis-tipis, kemudian disiram saus wijen dan dilengkapi beberapa potong kerupuk. Dahulu, makanan ini dihidangkan bersama kerupuk rambak. Namun, karena harga rambak makin mahal, saat ini rambak diganti dengan kerupuk karak yang terbuat dari Ketupat brongkosKetupat brongkos merupakan makanan khas Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di daerah Magelang dan Jember. Menurut buku Makanan Tradisional Indonesia Seri 3, ketupat brongkos digunakan sebagai sajian tradisi nyadran di tradisi ini, terdapat prosesi grebeg gunungan yang menyajikan sekitar porsi ketupat brongkos. Makanan ini dibuat dari berbagai bahan, seperti krecek kerupuk kulit sapi, tahu, telur, daging, kentang, kulit melinjo, kacang tolo, dan bahan diolah dengan bumbu pawon bumbu lengkap dengan kluwak dan cabai rawit. Ketupat brongkos memiliki rasa sedap dan sedikit pedas dengan kuah santan pekat berwarna kecokelatan. 3. LumpiaLumpia Semarang merupakan makanan khas Semarang dengan varian lumpia goreng dan kukus. Isinya bervariasi, tetapi sebagian besar terdiri dari daging dan rebung. Hidangan ini disajikan dengan kecap manis fermentasi tauco atau saus bawang putih manis. Lumpia biasa dimakan bersama acar mentimun asam manis dan GudegPenjual gudeg menyajikan hidangan ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pras.Beralih ke Kota Yogyakarta, ada makanan khas Jawa yang terkenal karena manis dan gurih rasanya. Hidangan gudeg banyak dijual di Kota Yogyakarta sehingga kota tersebut mendapat julukan Kota utama gudeg adalah nangka yang direbus bersama gula aren, santan, daun salam, serai, dan lengkuas, sampai sangat empuk dan tercampur sempurna. Gudeg biasanya disajikan dengan nasi, telur rebus, potongan ayam, dan sambal goreng krecek yang berisi kulit sapi buku Kuliner Yogyakarta Cerita di Balik Nikmatnya dijelaskan bahwa, nama gudeg didapat dari istilah bahasa Jawa hangudek. Istilah hangudek memiliki arti proses mengaduk’.5. Lontong krubyukMakanan khas Jawa ini mirip dengan masakan lontong pada umumnya. Lontong krubyuk berasal dari Jepara dan terdiri dari lontong yang disajikan dengan suwiran daging ayam rebus yang disiram kuah bakso dan ditaburi campuran tauge setengah matang dan irisan GetukGetuk merupakan makanan khas Jawa yang terbuat dari singkong rebus. Singkong ditumbuk, ditambah gula, lalu dibentuk persegi atau sesuai kebutuhan, dan disajikan dengan taburan kelapa parut. Kehadiran penjual getuk keliling mempunyai keunikan tersendiri. Mereka menggunakan suara musik yang kencang dengan memutarkan lagu-lagu dangdut atau BotokBotok adalah makanan tradisional Jawa Tengah yang terbuat dari daging kelapa parut yang diperas santannya. Kelapa parut dicampur dengan cabai, garam, merica, kemangi dan daun kemudian ditaruh di atas selembar daun pisang lalu daun tersebut dibungkus rapat dan diikat dengan lidi dan ditaruh di atas kapal uap. Botok paling sederhana biasanya menggunakan bahan yang murah dan mudah didapat, seperti tempe cincang, tahu atau ikan Bongko mentoMakanan khas jawa ini berasal dari keraton Jepara. Bongko mento merupakan makanan ringan yang dibungkus dengan daun pisang. Isinya terdiri dari telur dadar isi dada ayam suwir tumis yang dicampur jamur tiram, bihun, dan WingkoWingko merupakan makanan khas Semarang yang sering dibeli sebagai oleh-oleh. Hidangan ini merupakan kue yang sebagian besar terbuat dari beras ketan dan kelapa kering, dipanggang dan dijual biasanya adalah kue kelapa bulat yang hampir keras yang biasanya disajikan dalam potongan-potongan kecil yang hangat. Wingko dijual baik dalam bentuk kue besar berukuran piring atau kue kecil yang dibungkus ApemApem merupakan makanan khas Jawa yang terbuat dari bahan dasar campuran tepung beras dan terigu. Apem atau apam dipercaya berasal dari Ki Ageng Gribig yang membawanya sepulang dari ibadah haji di buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa, Ki Ageng Gribig adalah seorang ulama pada zaman Mataram. Ki Ageng Gribig berdakwah menyebarkan agama Islam, khususnya di Jatinom, Klaten, Jawa apem diyakini berasal dari kata bahasa Arab, yaitu afwan atau affuwun. Artinya adalah maaf’ atau ampunan’. Pada zaman dahulu, masyarakat Jawa kesulitan untuk mengucapkan kata dalam bahasa Arab tersebut, sehingga akhirnya disebut apem. Makanan tradisional ini merupakan simbol permohonan ampun kepada Tuhan atas berbagai kesalahan. ContohDeskripsi Panganan Tradisional Jawa Arem Arem posted : 19 September 2021 7.17 - Berikut seputar informasi dan pembahasan tentang panganan tradisional jawa arem arem serta mengenai contoh deskripsi tersebut, tips ini adalah beberapa tutorial lain yang berhubungan dengan panganan tradisional jawa arem arem contoh deskripsi yang dapat dilakukan dengan mudah dan gampang
Halo para pembaca semuanya jawalogger kali ini ingin membagikan sebuah contoh teks deskripsi bahasa jawa mengenai kue apem. Berikut teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional klepon dalam 2 paragraf sehingga lebih singkat dan padat. Lstilah kata khusus berkaitan dengan istilah hiponim, yaitu sekelompok kata yang memiliki cakupan. teks deskripsi dalam contoh kali ini berupa karangan berbentuk paragraf singkat yang kalimatnya menonjolkan unsur penting dari suatu teks deskripsi. Berikut teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional klepon dalam 2 paragraf sehingga lebih singkat dan padat. 20 Makanan Tradisional Khas Sunda Jawa Barat Enaak Pisan Salamadian from Baca juga contoh deskripsi panganan tradisional kue cucur dalam bahasa jawa apem iki digawe saka repung beras lan tape budhin utawa kang biyasane wong sebut kenyos. Pengertian teks deskripsi teks deskripsi yakuwe sawijining teks utawa. Saat pergi ke sana tinggal memilih. Nasi kukus biasanya dimasak dalam air, tetapi nasi liwet adalah nasi yang dimasak dengan santan, kaldu. Jajanan tradisional kasebut asale saka salah siji kabupaten neng jawa tengah, kabupaten pati. Dadar gulung iku salah sijine panganan tradisional saking jawa. Aneh pancen soal jeneng, ning soal rasa mesti menggoda lan khas. Akan tetapi pakaian khas tradisional jawa ini memiliki nilai nilai yang penuh dengan kesopanan. deskripsi makanan 2 paragraf bahasa jawa singkat berikut teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional klepon dalam 2 paragraf sehingga lebih singkat dan padat. Pakaian adat jawa tengah memiliki bentuk yang indah dan meiliki seni tersendiri. Jajanan tradisional kasebut asale saka salah siji kabupaten neng jawa tengah, kabupaten pati. teks deskripsi dalam contoh kali ini berupa karangan berbentuk paragraf singkat yang kalimatnya menonjolkan unsur penting dari suatu teks deskripsi. panganan tradisional yaiku panganan sing biasa dipangan marang masyarakat tertentu, dengan citarasa khas sing diterima marang masyarakat kui. Contoh deskripsi panganan tradisional kue apem dalam bahasa jawa kata pengantar makanan adalah bahan biasanya berasal dari. Sebutna panganan tradisional kang dibuntel nganggo adonan gandum! deskripsi makanan 2 paragraf bahasa jawa singkat berikut teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional klepon dalam 2 paragraf sehingga lebih singkat dan padat. Ayo awake dhewe meloni ulasannya luwih gamblang babagan "moho". Lstilah kata khusus berkaitan dengan istilah hiponim, yaitu sekelompok kata yang memiliki cakupan. Sebutna panganan tradisional kang didang, digoreng, lan digarang/dibakar! Tipikal jajanan tradisional ini adalah warnanya yang berundak dua. Supangat, mugiarso, siswa mampu menanggapi dan menceritakan kembali isi teks deskriptif tentang makanan tradisional jawa. Contoh teks deskripsi bahasa jawa. Mengenalkan makanan tradisional dalam bingkai kekinian balai. Jlentrehna teks deskripsi panganan tradisional jawa lan kekhasane ing desamu! Hal ini membuat tampilan putu ayu menjadi sangat menarik dan terlihat menggiurkan untuk dinikmati. Nip 19590405 198203 1 015. 20 Makanan Tradisional Khas Sunda Jawa Barat Enaak Pisan Salamadian from Itulah contoh deskripsi singkat candi borobudur dalam bahasa jawa yang semoga bisa bermanfaat dan membantu anda dalam belajar menulis paragraf jawa terutama paragraf deskripsi. Asale teka tepung beras lan tepung ketan sing. Website ini berisi banyak gambar mengenai wacana deskripsi bahasa jawa pakaian adat jawa jangan lupa bookmark dan share di facebook atau twitter anda jika anda menyukainya. Contoh teks paragraf deskripsi bahasa jawa tentang kue apem. Hal ini membuat tampilan putu ayu menjadi sangat menarik dan terlihat menggiurkan untuk dinikmati. Jajanan tradisional kasebut asale saka salah siji kabupaten neng jawa tengah, kabupaten pati. Pasar beringharjo merupakan pasar tradisional di yogyakarta yang patut untuk dikunjungi. teks deskripsi dalam contoh kali ini berupa karangan berbentuk paragraf singkat yang kalimatnya menonjolkan unsur penting dari suatu teks deskripsi. Mengenalkan makanan tradisional dalam bingkai kekinian balai. Berikut teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional klepon dalam 2 paragraf, sehingga lebih singkat dan padat. Hijau di bawah dan putih di atasnya terdiri dari parutan kelapa muda. Hal ini membuat tampilan putu ayu menjadi sangat menarik dan terlihat menggiurkan untuk dinikmati. Contoh teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional. Artikel dari bukusemu yang berjudul contoh teks deskripsi makanan khas jawa tengah yang bernama sumpil ini menjelaskan secara jelas beserta memberikan contoh teks deskripsi makanannya dalam bentuk bahasa jawa yang seringkali ditemukan makanannya di jawa tengah khususnya di kendal, penjelasannya pun menggunakan bahasa jawa krama alus atau kromo ada ngokonya teks deskripsi makanan tradisional gethuk bahasa jawa gethuk. Biasane dadar gulung iki gampang ditemuke panggone bakul bakul jajajan pasar, rasane legi amarga njerone digawe saka klapa karo gula dadar gulung amarga digawe saka tepung beras sing diwarna ijo biasane nganggo. Contoh teks deskripsi bahasa jawa tentang makanan tradisional. Banyu kanggo nggodhog tela pohung uyah gula pasir utawa gula jawa bahan pawarna klapa diparu banyaknya suku jawa membuat suku ini memiliki adat istiadat dan. Sebagai contoh, seumpama teks yang dipelajari tentang makanan tradisional jawa, maka soal yang disiapkan untuk tipe pertama adalah sebagai berikut Nasi kukus biasanya dimasak dalam air, tetapi nasi liwet adalah nasi yang dimasak dengan santan, kaldu. Pengertian teks deskripsi teks deskripsi yakuwe sawijining teks utawa. Lstilah kata khusus berkaitan dengan istilah hiponim, yaitu sekelompok kata yang memiliki cakupan. teks bahasa jawa tentang klepon klepon yaiku siji panganan tradisional sing kegawe saka beras ketan sing neng bentuk kaya bola bola cilik karo isi gula jawa. Blog archive 2020 22 juli 5 agustus 4 september 6 oktober 4 november 3. 12 contoh karangan deskripsi pengertian ciri tujuan pendekatan pengembangan langkah jenis. Lstilah kata khusus berkaitan dengan istilah hiponim, yaitu sekelompok kata yang memiliki cakupan. Sebutna panganan tradisional kang didang, digoreng, lan digarang/dibakar! Deskripsi Makanan Tradisional Dalam Bahasa Jawa Masnurul from Jajanan tradisional kasebut asale saka salah siji kabupaten neng jawa tengah, kabupaten pati. Saat pergi ke sana tinggal memilih. Website ini berisi banyak gambar mengenai wacana deskripsi bahasa jawa pakaian adat jawa jangan lupa bookmark dan share di facebook atau twitter anda jika anda menyukainya. Nasi kukus biasanya dimasak dalam air, tetapi nasi liwet adalah nasi yang dimasak dengan santan, kaldu. Hal ini membuat tampilan putu ayu menjadi sangat menarik dan terlihat menggiurkan untuk dinikmati. Pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. Contoh deskripsi panganan tradisional kue apem dalam bahasa jawa kata pengantar makanan adalah bahan biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan yang dimakan oleh makhluk hidup. Ayo awake dhewe meloni ulasannya luwih gamblang babagan "moho". Contoh iklan makanan dalam bahasa inggris dan Pakaian adat jawa tengah memiliki bentuk yang indah dan meiliki seni tersendiri. Klepon biasane warnane ijo, nanging ana uga sing warna kuning, abang, lan ora ana warnane. teks bahasa jawa tentang klepon klepon yaiku siji panganan tradisional sing kegawe saka beras ketan sing neng bentuk kaya bola bola cilik karo isi gula jawa. Halo para pembaca semuanya jawalogger kali ini ingin membagikan sebuah contoh teks deskripsi bahasa jawa mengenai kue apem. teks deskripsi "panganan tradisional jawa" Kepala sma negeri 3 cilacap guru mata pelajaran. Contoh deskripsi panganan tradisional kue apem dalam bahasa jawa kata pengantar makanan adalah bahan biasanya berasal dari. Pengertian teks deskripsi teks deskripsi yakuwe sawijining teks utawa. Inilah pembahasan selengkapnya mengenai contoh teks deskripsi bahasa jawa tentang pakaian adat. teks deskripsi bahasa jawa tentang klepon dan onde onde. Akan tetapi pakaian khas tradisional jawa ini memiliki nilai nilai yang penuh dengan kesopanan. teks deskriptif babagan panganan tradisional april 6, 2020 dengan 2 komentar. Berikut ini dengan cermat dan teliti! Teks Deskripsi Panganan Tradisional / Makanan Tradisional Presentasion / Klepon yaiku panganan tradisional wong jawa kang digawe saka glepung beras ketan kang awujud bunder mblondo kang duweni ukuran kaya dir dolanan bocah.. Mcp media prambanan april 11, 2020. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi kuning, nasi putih biasa, atau nasi penyajian nasi ini khas jawa atau masyarakat betawi keturunan jawa dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Baca juga contoh deskripsi panganan tradisional kue cucur dalam bahasa jawa apem iki digawe saka repung beras lan tape budhin utawa kang biyasane wong sebut kenyos. Contoh deskripsi panganan tradisional kue apem dalam bahasa jawa kata pengantar makanan adalah bahan biasanya berasal dari. &x27;apa arane panganan kang digawe saka beras ketan, dibungkus godhong, diwenehi daging/ abon? Hal ini membuat tampilan putu ayu menjadi sangat menarik dan terlihat menggiurkan untuk dinikmati deskripsi panganan tradisional. Wacana diskripsi tembung deskripsi asale saka basa latin yaiku descripcere kang tegese nulis utawa njlentrehake
ISLAMJAWA: Sufisme dalam Trad Deskripsi; Sitasi Cantuman; Kirim via Email; Ekspor Cantuman. Export to RefWorks; Format: Article info application/pdf eJournal: Bahasa: eng: Terbitan: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2008: Subjects: Islam Studies. Islamization. sufisme dalam etika dan tradisi Jawa / Ahmad Khalil oleh: Khalil, Ahmad
GETHUK Gethuk iku pan jajanan kudhapan sing bahan utamane digawe saka ketela pohung singkong. Gethuk iku panganan sing gampang ditemoni ing Jawa Tengah lan Jawa Wetan. Gawe gethuk kuwe gampang, dibutuhake bahan-bahan kayata Banyu kanggo nggodhog Tela pohung Uyah Gula pasir utawa gula jawa Bahan pawarna Klapa diparut Yen kepengin oleh gethuk sing warnane putih, sabecike nggo gula pasir, kanggo gethuk sing warnane abang, sabecike nggo gula jawa, banjur yen kepengin warna ijo bisa nganggo peresan godhong suji utawa pandan. Carane gawe gethuk yaiku 1. Pohung dionceki kulite, dikumbah resik lan diiris-iris kurang luwih dawane 5 cm. 2. Godhogen pohung nganti mateng, angin-anginen nganti kukuse ilang. 3. Campuren pohung, uyah sithik, gula. Lumaten nganti lembut. 4. Wehana bahan pawarna yen seneng. 5. Sajekna karo parutan klapa enom sing ditawurake ing ndhuwure. Gethuk iku biasane disajekake kanggo cemilan karo ngombe teh. Salah sijining variasi gethuk iku carane karo digoreng. Kaya sing dadi oleh-oleh khas saking Sokaraja, Banyumas. Uga ana kang luwih seneng mangan gethuk kang dienggo pacitan menawa lagi ana tamu.
Berikutini adalah Teks Deskripsi Makanan Tradisional JadahGemblong dalam Bahasa JawaSemoga membantu kamu dalam belajar Bahasa Jawa. 28112020 Deskripsi Makanan Tradisional Mendut Dalam Bahasa Jawa Resep Ku Ini. 19052018 Klepon adalah salah satu makanan tradisional di Jawa. Teks Deskripsi Makanan Tradisional JadahGemblong dalam Bahasa Jawa.
DownloadDeskripsi Makanan Tradisional Wajik Dalam Bahasa Jawa Singkat Background 11 Jajanan Tradisional Khas Jawa yang Susah Cari Penggantinya Teks Deskripsi Bahasa Jawa Tentang Onde Onde - Mudah Sejarah Klepon Makna dan Cara Membuatnya Belajar dari Makanan Tradisional Jawa Contoh Teks Deskripsi : Singkat, Alam, Hewan, Sekolah dan Strukturnya
KueTradisional Jawa Kue Khas Jawa Nagasari Kue Jawa Yoexplore. Contoh deskripsi panganan tradisional kue apem dalam bahasa jawa kata pengantar makanan adalah bahan biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan yang dimakan oleh makhluk hidup mendapatkan. Deskripsi panganan tradisional cute766 makanan tradisional bali ini memang menjadi paling favorit. .