🌧️ Perguruan Tinggi Mahasiswa Pernah Belajar

TopPDF Evaluasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi Program Studi S2 Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dikompilasi oleh Upload Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek mengeluarkan skema baru pada program IISMA atau International Student Mobility Awards. Pada pelaksanaan tahun 2023, akan ada skema pendanaan parsial antara mahasiswa dengan program IISMA dengan pendanaan bersama atau co-funding ini didanai oleh dua pihak, yaitu pemerintah dan mahasiswa secara mandiri."Pembukaan Program IISMA jalur co-funding ini sejalan dengan terus meningkatnya antusiasme dan animo yang tinggi baik dari mahasiswa, perguruan tinggi dalam negeri, dan berbagai institusi pendidikan terbaik di luar negeri," jelas Plt Dirjen Dikti, Nizam 2/6/2023.IISMA dengan skema co-funding dinilai membuka lebih banyak pintu untuk mahasiswa belajar dan menumbuhkan potensi diri."Oleh sebab itu, kami mengajak seluruh talenta-talenta terbaik yang dimiliki Indonesia untuk mendaftar ke dalam program IISMA Co-funding dan merasakan atmosfer pembelajaran di berbagai perguruan tinggi terkemuka di seluruh dunia," ungkap IISMA skema co-funding akan dimulai pada 10 Juni digulirkan pada 2021 lalu, pada program IISMA sendiri sudah lebih dari 20 ribu mahasiswa yang mendaftar. Sebanyak mahasiswa sarjana ataupun vokasi juga telah dikirim ke luar satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM ini telah mengirim 9 mahasiswa dari daerah tertinggal dan 73 mahasiswa penerima Bidikmisi dan KIP Kemendikbudristek menyebut, IISMA sekaligus merupakan langkah diplomasi untuk pemerintah Indonesia dalam meningkatkan diplomasi di tingkat internasional melalui pertemuan mahasiswa lokal dan internasional, dosen, dan masyarakat."Oleh sebab itu, kami mengajak seluruh talenta-talenta terbaik yang dimiliki Indonesia untuk mendaftar ke dalam Program IISMA Co-funding dan merasakan atmosfer pembelajaran di berbagai perguruan tinggi terkemuka di seluruh dunia," tambah mengenai program IISMA Pendanaan Bersama co-funding bisa dilihat melalui laman resminya di Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] nah/nwk
Apanama atau istilah untuk perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar. Tentunya hal ini juga berlaku bagi mahasiswa yang ingin sukses belajar di perguruan tinggi. Nah salah satu yang bisa diterapkan oleh perguruan tinggi adalah dengan menerapkan hak belajar tiga semester di luar program studi yang merupakan salah satu program dari kebijakan merdeka belajar kampus merdeka.
Sebuah tahapan pendidikan tinggi yang bisa ditempuh oleh masyarakat untuk memperoleh ilmu lebih dalam adalah perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar yang populer. Salah satu kriteria menjadi populer adalah menjadi terbaik. Perguruan tinggi memiliki 3 jenis. Di antaranya pendidikan akademik, profesi, serta vokasi. Pendidikan akademik diarahkan pada penguasaan terhadap ilmu pengetahuan tertentu dan mencakup program sarjana, magister, serta doktor. Pendidikan profesi merupakan sebuah pendidikan tinggi setelah menjalani program sarjana. Tujuannya untuk mempersiapkan peserta agar mempunyai persyaratan keahlian khusus. Lalu pendidikan vokasi yakni penguasaan keahlian yang setara dengan pendidikan akademik. Perguruan Tinggi Tempat Mahasiswa Pernah Belajar Dalam Negeri Di dalam negeri, ada beberapa perguruan tinggi yang populer, terbaik, dan dambaan bagi calon mahasiswa untuk belajar. Mulai dari Universitas Indonesia hingga ITB masuk ke dalam daftarnya. 1. Perguruan Tinggi Pertama Universitas Indonesia Universitas Indonesia memiliki kampus utama yang terletak di utara dari Depok. Ini tepat di perbatasan antara Kota Depok dengan Jakarta Selatan. Lalu kampus utama lainnya di Jakarta Pusat, tepatnya di Salemba. Salah satu atribut yang dimiliki oleh perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar ini adalah jakun atau jaket kuning. Warna dasarnya kuning dengan lambang UI yakni Makara di sebelah kiri dada. Lambang ini diciptakan oleh Sumartono pada tahun 1952. 2. Perguruan Tinggi Kedua Universitas Airlangga Fakultas yang dimiliki oleh Universitas Airlangga cukup banyak. Di antaranya fakultas ilmu budaya, ekonomi dan bisnis, kedokteran, kedokteran gigi, kedokteran hewan, perikanan dan lautan, farmasi, psikologi, sains dan teknologi, kesehatan masyarakat, dan hukum. Selain itu juga ada fakultas keperawatan, vokasi, ilmu sosial dan politik, teknologi maju dan multidisiplin, serta sekolah pascasarjana. Adapun beasiswanya antara lain PPA, Pemuda Tangguh Surabaya, Paragon, Pelayanan Kasih A & A Rachmat, dan Djarum Beasiswa Plus. 3. Perguruan Tinggi Ketiga Institut Teknologi Bandung ITB ITB merupakan sekolah tinggi teknik pertama Indonesia yang ada sejak tahun 1920. Ada banyak fakultas disini yakni fakultas teknik sipil dan lingkungan, teknik mesin dan dirgantara, sekolah tinggi ilmu dan teknologi hayati serta teknik pertambangan dan perminyakan. Selain itu, ada fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, ilmu dan teknologi kebumian, seni rupa dan desain, teknologi industri, sekolah bisnis dan manajemen, farmasi, teknik elektro dan informatika. Lalu, sekolah arsitek, perencanaan, dan pengembangan. Perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar ini juga menyediakan beragam beasiswa. Di antaranya beasiswa Bidikmisi, Unggulan Supersemar, ABB Jurgen Dormann Foundation, IIEF GE Foundation, PPA, serta Bakti BCA. Beberapa Perguruan Tinggi di Luar Negeri Tidak hanya perguruan di dalam negeri, di luar negeri juga menjadi tempat perguruan tinggi populer yang diminati oleh banyak orang. Anda bisa mencoba University of Oxford serta Harvard University. 1. Perguruan Tinggi Pertama Ada University of Oxford University of Oxford berada di Wellington Square, Oxford. Ada 4 divisi akademik utama di perguruan tinggi ini, yakni divisi ilmu sosial, ilmu medis, humaniora, dan matematika, fisika, dan ilmu alam. Salah satu perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar ini adalah anggota inti dari sebuah bagian segitiga emas universitas di Britania. Perguruan tinggi ini juga menjadi anggota dari Aliansi Internasional Universitas, G5, serta Liga Universitas Riset Eropa. 2. Perguruan Tinggi Kedua Ada Harvard University Harvard University menyediakan beberapa fakultas seperti fakultas seni dan sains, sekolah desain, bisnis, pascasarjana pendidikan, keagamaan, pemerintahan JFK, kedokteran, kesehatan masyarakat, serta hukum. Harvard juga menyediakan program musim panas. Pada saat ini perguruan tinggi menjadi salah satu jalan ditempuh seseorang untuk menambah wawasan serta pengalamannya. Perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar yang populer dan diminati oleh semua orang tersebar di dalam dan luar negeri.
  1. ԵՒтጣռуφ ςачαпоτεհ
    1. Овсюς вաврωβукра
    2. Оձա ճαχ прωрсυза
  2. Ψо рсυπωջիка

Sehingga akademisi dan mahasiswa tidak hanya berkutat di kelas saja. Namun dapat juga belajar dari lapangan menggali nilai-nilai budaya maupun kearifan lokal yang pernah ada di sepanjang Sungai

Você tem ideia de quanto tempo faz que existem universidades no país? Sabe quantos anos tem a faculdade que você estuda? Neste post, vamos falar sobre as universidades mais antigas do Brasil. Mas por que é importante saber isso? As universidades mais antigas guardam tradição e experiência no ensino, pesquisa e extensão. Na prática, isso pode significar qualidade. Portanto, o conceito de melhores universidades de graduação também inclui o tempo em quem elas estão no mercado. O fato é que, no período colonial, as famílias ricas mandavam seus filhos para Europa para poderem cursar uma faculdade. Somente depois da chegada da família real portuguesa, no século XIX, é que as universidades mais antigas do Brasil começaram a surgir. Neste texto, vamos dar todos os detalhes sobre as universidades mais antigas. Mas você já pode procurar pelo seu curso de graduação ou pós-graduação nas melhores instituições de ensino do país na plataforma Vai de Bolsa, com possibilidade de bolsa de estudo de até 70%. Confira mais detalhes Leia também Licenciatura ou bacharelado? Qual a diferença e como escolher As primeiras faculdades brasileiras As primeiras faculdades brasileiras foram a Faculdade de Cirurgia da Bahia e a de Medicina, no Rio de Janeiro, ambas em 1808. Depois vieram as Faculdades de Direito em Olinda e São Paulo, em 1827. Em 1839 vieram a Faculdade de Farmácia e em 1876, a Escola de Minas, ambas em Olinda MG. Em 1891, a Faculdade Nacional de Direito do Rio de Janeiro, em 1892, a Faculdade de Direito de Belo Horizonte e 1893, a Escola Politécnica de São Paulo. Já em 1896, veio a Escola de Engenharia Mackenzie de São Paulo e em 1898, a Faculdade de Direito de Goiás. Primeira universidade do Brasil No final do século XVII, funcionava em Salvador os Estudos Gerais da Bahia. Também havia o Colégio dos Jesuítas, que formavam sacerdotes e bacharéis em Artes. E a Aula de Fortificação e Artilharia, que formava engenheiros militares. O Colégio dos Jesuítas foi fechado em 1759, com a expulsão dos jesuítas dos domínios portugueses. Como as universidades naquela época não seguiam as normas e características das universidades atuais, existe toda uma discussão sobre qual é realmente a primeira universidade no Brasil. Seguindo o entendimento de que a fundação acontece à época da instalação de seus estudos gerais, os Estudos Gerais da Bahia seriam uma universidade desde o século XVI. Porém, por uma razão política, nunca foi reconhecida oficialmente como uma universidade. As universidades mais antigas do Brasil As universidades, propriamente ditas e consideradas oficiais, surgiram apenas no início do século XX. A primeira foi a Escola Universitária Livre de Manaus, fundada em 1909. Em seguida, vieram a Universidade Federal do Paraná, em 1912, e a Universidade Federal do Rio de Janeiro, em 1920. Escola Universitária Livre de Manaus Naquela época, por mais que já existissem algumas faculdades no Brasil, nenhuma era considerada universidade. Sendo assim, a Escola Universitária Livre de Manaus, que teve seu reconhecimento em 8 de outubro de 1909, é considerada a universidade mais antiga do Brasil. A Escola Universitária Livre de Manaus foi depois chamada de Universidade de Manaus, em 1913. Depois, em 1962, ficou conhecida como Universidade do Amazonas e, em 2002, virou Universidade Federal do Amazonas. Ela tinha 5 faculdades Faculdade Militar, Faculdade de Medicina, Faculdade de Ciências Jurídicas e Sociais, Faculdade de Engenharia e Faculdade de Ciências e Letras. Essas faculdades foram sendo desmembradas e depois fechadas, até o fechamento total da universidade em 1926. A universidade foi recriada em 1962, de acordo com projeto do então deputado federal Artur Virgílio do Carmo Ribeiro Filho, com o nome de Universidade do Amazonas. Em 1958, o presidente Juscelino Kubitschek promulgara uma lei, criando a Zona Franca de Manaus. Este ato determinou a necessidade de profissionais qualificados de nível superior. Já em 20 de junho de 2002, o presidente da república Fernando Henrique Cardoso promulgou uma lei que deu uma nova denominação à Universidade do Amazonas. A partir de então ela passou a se chamar Universidade Federal do Amazonas UFAM. Universidade Federal do Paraná Em 1892, o político Rocha Pombo lança, na Praça Ouvidor Pardinho, em Curitiba, a pedra fundamental, que é, simbolicamente, a colocação do primeiro bloco de pedra do que seria a Universidade Federal do Paraná. Porém, por conta da Revolução Federalista, o projeto não foi adiante. No dia 19 de dezembro de 1912, Victor Ferreira do Amaral e Silva liderou a criação efetiva da Universidade do Paraná, após um movimento pró-Universidade do Paraná que já havia se iniciado. Em 1913, a UFPR, considerada uma das universidades mais antigas, começou a funcionar como instituição particular. Os primeiros cursos da universidade foram Ciências Jurídicas e Sociais, Engenharia; Medicina e Cirurgia, Comércio, Odontologia, Farmácia e Obstetrícia. Depois da Primeira Guerra Mundial, em 1914, houve um fechamento em massa das universidades particulares no Brasil, numa tentativa de centralizar o poder nas mãos do governo nas instituições de ensino superior. Em 1946, a universidade foi restaurada e iniciou-se a batalha pela sua federalização. Então, em 1950, passou a chamar-se Universidade Federal do Paraná, instituição pública e gratuita. Leia também Ensino, pesquisa e extensão entenda os três pilares das universidades Universidade Federal do Rio de Janeiro Uma das universidades mais antigas do Brasil é a Universidade Federal do Rio de Janeiro. Foi fundada em 7 de setembro de 1920, por decreto do presidente Epitácio Pessoa. Em 1937, ela foi reorganizada e passou a se chamar Universidade do Brasil. Nessa época, tinha 15 faculdades. Algumas delas Faculdade Nacional de Filosofia, Ciências e Letras; Faculdade Nacional de Educação; Escola Nacional de Engenharia e Escola Nacional de Minas e Metalurgia. Foram também criados e incorporados uma série de institutos. Alguns deles Museu Nacional; Instituto de Física; Instituto de Eletrotécnica; Instituto de Hidroaéreo-Dinâmica; Instituto de Mecânica Industrial; Instituto de Ensaio de Materiais; Instituto de Química e Eletroquímica; Instituto de Metalurgia e Instituto de Nutrição. Em 1945 ocorre uma nova reforma, instituindo novas faculdades. Em 1946 introduz a estrutura departamental. O novo estatuto prevê que as Faculdades e Escolas devem se organizar em departamentos, dirigidos por um chefe, escolhido entre os professores catedráticos que os compõem. Em 1965, a universidade ganharia seu nome, durante o governo de Castelo Branco, adquirindo plena autonomia financeira, didática e disciplinar. Curso de graduação mais antigo do Brasil O curso de graduação mais antigo do Brasil foi o de medicina. Este curso era disponibilizado na Escola de Cirurgia da Bahia, no antigo Hospital Real Militar da Cidade do Salvador, em 1808. Leia também Como encontrar as melhores universidades para a sua graduação? Curso de pós-graduação mais antigo do Brasil O primeiro curso de pós-graduação do Brasil foi do tipo doutorado, ou stricto sensu. Foi através de decreto, em 11 de abril de 1931, na Universidade do Rio de Janeiro, que criava os cursos regulares de doutorado no campo do direito e das ciências exatas e naturais. Leia mais Pós-graduação no Brasil entenda toda a história As faculdades mais antigas do Brasil em funcionamento Todas aquelas faculdades que foram mencionadas anteriormente, fundadas no início do século XIX, continuam em funcionamento. O que acontece, é que elas foram incorporadas a universidades. Faculdade de Cirurgia da Bahia, hoje faz parte da Universidade Federal da Bahia;Faculdade de Medicina do Rio de Janeiro, hoje integra a Universidade Federal do Rio de Janeiro;Faculdade de Direito de São Paulo, agora faz parte da Universidade de São Paulo;Faculdade de Direito de Olinda, hoje faz parte da Universidade Federal de Pernambuco;Faculdade de Farmácia de Ouro Preto, fundada em 1839, hoje faz parte da Universidade Federal de Ouro Preto;Escola de Minas de Ouro Preto, hoje integra a Universidade Federal de Ouro Preto;Faculdade Nacional de Direito do Rio de Janeiro, hoje integra a Universidade Federal do Rio de Janeiro;Faculdade de Direito de Belo Horizonte, agora faz parte da Universidade Federal de Minas Gerais;Escola Politécnica de São Paulo, agora pertence à Universidade de São Paulo;Escola de Engenharia Mackenzie de São Paulo, integra a Universidade Presbiteriana Mackenzie;Faculdade de Direito de Goiás, agora faz parte da Universidade Federal Goiás. Cursos mais tradicionais estão no Vai de Bolsa Se você tem interesse em estudar nas universidades mais antigas e em cursos de graduação tradicionais, pode contar com a ajuda da plataforma Vai de Bolsa. Confira alguns dos cursos disponíveis dentro da plataforma em algumas as instituições de ensino mais renomadas do país, e com possibilidade de bolsas de estudo de até 70%. DireitoEngenharia CivilAdministraçãoEngenharia MecânicaPedagogiaOdontologiaJornalismoEngenharia ElétricaCiências ContábeisEnfermagemMedicina VeterináriaPsicologia Primeira universidade no mundo A primeira universidade do mundo que se tem conhecimento é a chamada Academia, próxima a Atenas, na Grécia. Ela surgiu em 387 e foi fundada pelo filósofo grego Platão. Lá, era estudado matemática, filosofia e ginástica. Porém muitos estudiosos dizem que ela não pode ser considerada uma universidade. Isso acontece, pois cada professor da Academia, criava uma escola separada. Nelas, os professores repassavam seus conhecimentos e formavam líderes, mas não debatiam os estudos, nem aplicavam provas. Por esse motivo, é considerada a primeira das universidades mais antigas no mundo, realmente, a Universidade de Bolonha, na Itália. Ela foi fundada em 1088. Universidades mais antigas do mundo as 10 principais As 10 universidades mais antigas do mundo são Universidade de Bolonha, na Itália – fundada em 1088;Universidade de Oxford, na Inglaterra – fundada entre 1096 e 1167;Universidade de Salamanca, na Espanha – fundada em 1134;Universidade de Paris, na França – fundada entre 1160 e 1250;Universidade de Cambridge, na Inglaterra – fundada em 1209;Universidade de Padua, na Itália – fundada em 1222;Universidade de Nápoles Frederico II, na Itália – fundada em 1224;Universidade de Siena, na Itália – fundada em 1240;Universidade de Coimbra, em Portugal – fundada em 1290;Universidade de Al-Azhar, no Egito – fundada em 970 mas só foi reconhecida com o status de universidade apenas em 1961. Universidades mais antigas um importante legado à sociedade Como você pode ver, as universidades mais antigas no Brasil e no mundo têm deixado um importante legado a sociedade em termos de ensino, pesquisa e extensão. Geralmente, ingressar nos cursos destas faculdades não é uma tarefa fácil, por conta da alta procura e da concorrência nos vestibulares. Por essa razão, uma excelente alternativa é contar com outras universidades de qualidade distribuídas pelo Brasil. Lembre-se que na plataforma do Vai de Bolsa você pode procurar pelo curso de graduação de seu interesse nas principais instituições de ensino do Brasil, e com possibilidade de bolsa de estudo de até 70%. Vale a pena acessar e conferir. Continue acompanhando o nosso blog para mais informações sobre cursos de graduação, pós-graduação e mercado de trabalho.
Melanjutkanstudi di perguruan tinggi (PT), mungkin menjadi suatu harapan yang besar bagi setiap orang. gaya belajar mahasiswa, interaksi dengan dosen, sesama mahasiswa, masyarakat kampus serta keaktifan dalam kegiatan kemahasiswaa. "Analisis Efisisensi Bank BUMN di Indonesia Tahun 2001-2005 Menggunakan Data Enpelovment Analysis".Selama
Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi yang menawarkan pendidikan berkualitas. Selain itu, perguruan tinggi juga merupakan tempat bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri. Salah satu jenis ujian yang sering dihadapi mahasiswa adalah TTS atau Tes Tertulis Substansi. Berikut adalah beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang pernah menjadi tempat mahasiswa belajar TTS. 1. Universitas Indonesia Universitas Indonesia atau UI merupakan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang menyediakan berbagai program studi. Selain itu, UI juga sering menjadi tempat untuk mengadakan berbagai ujian, termasuk TTS. Banyak mahasiswa yang mempersiapkan diri untuk menghadapi TTS dengan mengikuti kelas persiapan TTS di UI. 2. Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung atau ITB merupakan perguruan tinggi yang terkenal dengan program studi tekniknya. Namun, ITB juga menyediakan kelas persiapan TTS untuk mahasiswa yang ingin menghadapi ujian tersebut. Mahasiswa yang mengikuti kelas persiapan TTS di ITB diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami soal-soal TTS. 3. Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada atau UGM merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang menyediakan berbagai program studi. UGM juga menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengikuti kelas persiapan TTS. Selain itu, UGM juga sering menjadi tempat pelaksanaan ujian TTS yang diadakan oleh berbagai instansi atau perusahaan. 4. Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya atau UB merupakan perguruan tinggi di Malang yang menyediakan berbagai program studi. UB juga menyediakan kelas persiapan TTS untuk mahasiswa yang ingin menghadapi ujian tersebut. Selain itu, UB juga sering menjadi tempat pelaksanaan ujian TTS yang diadakan oleh berbagai instansi atau perusahaan. Kesimpulan Perguruan tinggi merupakan tempat yang sangat penting bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri. Selain itu, perguruan tinggi juga sering menjadi tempat pelaksanaan ujian, termasuk TTS. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang pernah menjadi tempat mahasiswa belajar TTS antara lain Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Brawijaya. Dengan mempersiapkan diri dengan baik, mahasiswa dapat menghadapi ujian TTS dengan lebih percaya diri dan berhasil meraih hasil yang baik. Pos terkaitMazmur 147 Ayat 3 Menyembuhkan yang HancurUntuk Permulaan Latihan yang Diperhatikan AdalahTeks dalam Selebaran Iklan Termasuk ke Dalam Jenis TeksBismillah Tawassalna Billah Lirik ArabLirik Lagu Ku BerbahagiaJawaban IPS Kelas 8 Halaman 189 Jakarta- . Kemendikbudristek kembali melanjutkan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) jilid 2 pada tahun 2022. Program ini memungkinkan mahasiswa bisa kuliah lintas perguruan tinggi, provinsi, dan budaya.. Ketua Program PMM tahun 2022, Dr. Rachmawan Budiarto, ST, MT., mengatakan Pertukaran Mahasiswa Merdeka II dibuka untuk mahasiswa semester gasal dan bisa dimulai dari semester 3. Jakarta - Berupaya berikan bekal komprehensif untuk lulusannya, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PBSI Universitas Muhammadiyah Malang UMM memastikan mahasiswanya memiliki keahlian ekstra. Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM mereka diajari keahlian di luar akademik yang memberikan nilai tambah dan kompetensi. Bahkan ada ratusan mahasiswa yang lulus tanpa skripsi berkat program tersebut."Jadi ada tiga program yang kami berikan. Mulai dari pertukaran mahasiswa, magang, hingga menjadi asisten mengajar di sekolah," ujar Kepala Program Studi PBSI, Arif Setiawan, pertukaran mahasiswa, Arif menyebutkan bahwa mahasiswa boleh memilih universitas manapun. Ini menjadi peluang mereka untuk merasakan iklim kampus yang berbeda, dengan tantangan dan pengalaman yang istimewa. Sedangkan untuk magang, karena konsepnya diluar keguruan, PBSI UMM telah bekerjasama dengan instansi, lembaga atau perusahaan yang masih berhubungan dengan jurusan. Termasuk di dalamnya industri penerbitan."Magang itu konsepnya di luar keguruan. Jadi mahasiswa diajarkan tentang kewirausahaan salah satunya melalui Center of Excellence CoE Entrepreneur Perbukuan yang bekerjasama dengan perusahaan penerbitan. Sementara itu, asisten mengajar lebih fokus untuk menguatkan profil utama lulusan sebagai guru," jelas Universitas Muhammadiyah MalangIa juga menjelaskan bahwa implementasi program MBKM ini dinilai sangat membantu mahasiswa. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman di luar kampus, mereka juga bisa menyelesaikan tugas akhir dengan tepat dan cepat."Peluang-peluang MBKM yang disediakan oleh prodi PBSI ini juga memberikan kesempatan mahasiswa untuk membuat luaran atau laporan. Data-data tersebut bisa dijadikan sebagai tugas akhir. Sehingga bisa lulus tanpa skripsi karena sudah diekuivalensi. Seperti halnya magang di penerbitan, di mana mereka menyusun buku bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum merdeka," tersebut bisa dijadikan scriptprenuer yang diarahkan ke penelitian pengembangan. Untuk asisten mengajar, bisa mengumpulkan data sebanyak mungkin terkait studi kasusnya. Dari studi kasus tersebut, hasilnya dapat dijadikan untuk menulis artikel dan dipublikasikan ke jurnal Sinta Universitas Muhammadiyah Malang"Pada intinya, mahasiswa yang mengikuti program MBKM ini bisa dipastikan siap untuk mengikuti ujian akhir. Jadi selain mengikuti magang, mereka juga dituntut untuk mampu menyuguhkan data untuk studi kasus atau pengembangan. Dengan berjalannya MBKM ini, ratusan mahasiswa PBSI mampu lulus tanpa skripsi dalam kurun waktu satu tahun," Content Promotion/UMM Perguruantinggi tempat mahasiswa belajar apa namanya? 1 Menjawab: Thomas S. Apa nama atau istilah untuk perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar? Jawabannya adalah ALMAMATER Almamater merupakan istilah dalam bahasa latin yang memiliki arti secara harfiah "ibu susuan". 26 may 2019. This research is entitled "Learning to Write Scientific Papers with the Discovery Method in Higher Education". The problem in this research is how to learn scientific writing with the discovery method in universities? The purpose of this research is to describe the learning of scientific writing with the discovery method in universities. The method used in this research is descriptive qualitative. Based on the results of the study, the discovery method has not been widely applied by lecturers in learning scientific writing. The obstacles are 1 lecturers still use the assignment method and examples, 2 lecturers still have difficulty in compiling learning tools using the discovery method, and 3 lecturers only provide scientific writing material due to a systematic misunderstanding between general and environmental rules. Therefore, scientific writing material needs to be given to students based on the discovery method. The selection of the right learning method is very influential on the success of students in scientific writing. The facts obtained indicate the need for appropriate learning methods. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 142 Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa Faculty of Language and Culture, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Email maryau700 ABSTRACT This research is entitled "Learning to Write Scientific Papers with the Discovery Method in Higher Education". The problem in this research is how to learn scientific writing with the discovery method in universities? The purpose of this research is to describe the learning of scientific writing with the discovery method in universities. The method used in this research is descriptive qualitative. Based on the results of the study, the discovery method has not been widely applied by lecturers in learning scientific writing. The obstacles are 1 lecturers still use the assignment method and examples, 2 lecturers still have difficulty in compiling learning tools using the discovery method, and 3 lecturers only provide scientific writing material due to a systematic misunderstanding between general and environmental rules. Therefore, scientific writing material needs to be given to students based on the discovery method. The selection of the right learning method is very influential on the success of students in scientific writing. The facts obtained indicate the need for appropriate learning methods. Keywords Writing, Scientific Writing, and Discovery Method. RINGKASAN Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi”. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi? Tujuan dalam penelitian ini adalah mendekripsikan pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, metode discovery belum banyak diterapkan dosen dalam pembelajaran karya tulis ilmiah. Ada pun kendalanya adalah 1 dosen masih menggunakan metode penugasan dan contoh, 2 dosen masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan metode discovery, dan 3 dosen hanya memberikan materi karya tulis ilmiah disebabkan oleh ketidakfahaman sistematika antara kaidah secara umum dan selingkung. Oleh karena itu, materi karya tulis ilmiah perlu diberikan kepada mahasiswa dengan berbasis metode discovery. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa dalam menulis karya tulis ilmiah. Fakta yang diperoleh menunjukkan adanya kebutuhan metode pembelajaran yang tepat. Kata Kunci Menulis, Karya Tulis Ilmiah, dan Metode Discovery. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 143 I. Pendahuluan Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa dosen dan mahasiswa pada perkuliahan karya tulis ilmiah di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang pada tahun 2020, diperoleh keterangan bahwa pembelajaran karya tulis ilmiah hampir tidak diberikan secara intensif. Karya tulis ilmiah hanya sebagai pengetahuan yang diberikan kepada mahasiswa tanpa adanya pendalaman dan tindak lanjut untuk memproduksinya. Terdapat juga salah tafsir mengenai kaidah secara umum dan selingkung. Sistematika penulisan karya tulis ilmiah antara kaidah secara umum dan selingkung dianggap sama. Butuh metode dan cara yang tepat untuk memberikan pemahaman mahasiswa agar tercipta keselarasan. Dengan demikian, diperlukan perangkat pembelajaran yang tepat. Selanjutnya, permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mendekripsikan pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery di perguruan tinggi. Melalui proses tersebut, diharapkan pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi dapat optimal. 2. Landasan Teori Karya Tulis Ilmiah Dwiloka dan Riana 20051-2 Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan yang berupa hasil pengembangan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan,kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan oranglain sebelumnya. Menurut Yamilah dan Samsoerizal 1994 90 memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu, dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 144 Menurut Sikumbang 1981, sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut. a. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, pasti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas. b. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang. c. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku. d. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis. e. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual. f. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat. Salah satu dasar penggolongan karangan disebut oleh jones 1960, yang membagi karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah, berdasarkan fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu fakta umum dan fakta pribadi Haryanto dkk, 20007 Penggolongan bisa pula dilakukan berdasarkan metodologi penulisanya, menjadi karangan ilmiah dan karangan tidak ilmiah. Bila karangan menyajikan fakta umum maupun pribadi, namun disajikan tidak dengan metoda yang baik dan benar maka disebut karangan yang tidak ilmiah Haryanto dkk, 20007 Berdasarkan pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Hakikat Metode Discovery Ditinjau dari kata discover berarti menemukan, sedangkan discovery adalah penemuan Echol dan Sadili 1996185. Berkaitan dengan pendidikan, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 145 Hamalik 199490-91 menyatakan bahwa discovery merupakan proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para peserta didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Dengan kata lain, kemampuan mental intelektual merupakan faktor penentuan terhadap keberhasilan dalam menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi, termasuk persoalan belajar. Berkaitan dengan pendapat diatas, metode pembelajaran yang dikembangkan Bruner dalam Djamarah 199622 lebih menitikberatkan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sesuatu melalui proses inquiry penelitian secara terstruktur dan terorganisir dengan baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Siregar 198576-77 bahwa discovery by learning adalah proses pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kegiatan belajar-mengajar. Proses belajar dapat menemukan sesuatu apabila pendidik menyusun terlebih dahulu beragam materi yang akan disampaikan, selanjutnya mereka dapat melakukan proses untuk menemukan sendiri berbagai hal penting terkait dengan kesulitan dalam pembelajaran. Pada tataran aplikasi, discovery disajikan dalan bentuk yang cukup sederhana, fleksibel, dan demikian, masih diperlukan adanya pengkajian-pengkajian secara empiris dan praktis yang menuntut perserta didik lebih peka dalam mengoptimalkan kecerdasan intelektual dengan matang, tanpa banyak bergantung pada arahan pendidik. Hal tersebut berkaitan dengan pandangan Ilahi 201233 bahwa discovery merupakan salah satu metode yang memungkinkan para peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mental untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari. Dengan kata lain, landasan pemikiran yang mendasai pendekatan belajar-mengajar ini bisa lebih mudah dihafal dan diingat, serta mudah ditransformasikan dalam menghadapi kompleksitas permasalahan yang beragam. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 146 Berdasarkan berberapa pengertian yang sudah dijelaskan, aplikasi metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dari discovery sangat berkaitan dengan realitas kehidupan yang empiris. Mengingat pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas sangat relevan dengan perkembangan zaman, terutama kemandirian peserta didik dalam menghadapi suatu persoalan kehidupan yang menuntut pemecahan secara holistik. Dengan demikian, tidak heran bila alternatif metode pembelajaran yang dianggap relevan dengan realitas kehidupan adalah bagaiamana perserta didik mampu diajak dan diberi motivasi untuk berpikir inovatif dalam menemukan sesuatau yang baru. Metode pembelajaran ini pada gilirannya akan mampu merangsang mahasiswa dalam menganalisis suatu persoalan yang sedang terjadi. Selain itu, aplikasi discovery juga menekan proses pengembangan diri self development yang menuntut mereka bisa mengolah pikiran dan mengoptimalkan potensi. Pada aplikasi tersebut, terdapat implikasi yang mendasari discovery learning sejalan dengan pernyataan Soemanto 2006228, yaitu a potensi intelektual para peserta didik akan semakin meningkat, b peserta didik akan belajar mengorganisasi dan menghadapi problem dengan metode pencarian masalah dengan memecahkan masalah sendiri yang sesuai dengan kapasitas mereka sebagai pembelajaran, dan c discovery mengarah pada self reward. Dengan demikian, berbagai implikasipembelajaran discovery sangat efektif dan efisien dalam mendayagunakan skill peserta didik untuk belajar memahami arti pendidikan yang sebenarnya. Pada sistem pembelajaran discovery, seorang pendidik tidak langsung menyajikan bahan pelajaran, akan tetapi peserta didik diberi peluang untunk menemukan sendiri suatu persoalan dengan menggunakan pendekatan problem itu, Ahmad dan Prasetya 200522 mengemukakan secara garis besar bahwa prosedur pembelajaran berdasarkan penemuan discovery based learning adalah 1 simulation, 2 problem statement,data collection, 4 data processing, 5 verification, dan 6 generalization. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 147 Kegiatan discovery dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara sesuai yang ditawarkan Ibrahim dan Syaodih 200338, yaitu a berdiskusi, b bertanya, c observation, d experiment,e menstimulasi, f inquiry approach, dan g memecahkan masalah. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Data-data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan angket terhadap dosen dan mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Selanjutnya, dilakukan triangulasi terhadap data-data hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan demikian, data hasil penelitian yang diperoleh dan dideskripsikan akurat/valid. 4. Hasil dan Pembahasan Hasil Wawancara Tahap ini dilaksanakan pada bulan April dan Mei di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Berdasarkan wawancara kepada dosen dan mahasiswa diperoleh data sebagai berikut. Analisis kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran karya tulis ilmiah berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Responden berjumlah 24 berpendapat bahwa karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Responden berjumlah 26 hanya menjelaskan makna karya tulis ilmiah. Pernah sebelum mengikuti kuliah 14, tidak mengisi 1, belum pernah 35. Menulis karya tulis ilmiah memerlukan pemikiran lebih mendalam. Media dan metode pendukung sangat diperlukan. Dengan adanya media dan metode pendukung akan mempermudah dalam membuat karya tulis ilmiah secara sistematis Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 148 Responden menjawab tidak tahu 38, tidak mengisi 5, 7 menjawab Media dan metode yang digunakan untuk membuat karya tulis ilmiah tepat dan tidak membosankan. Tidak menjawab 6, belum pernah 44, Tidak pernah 49 pernah 1 pada mata kuliah metodologi penelitian. Metode yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mencari permasalahnnya sendiri, pembelajaran yang mengedepankan siswa mencari permasalahan sendiri. Pembelajaran yang berbasis masalah, ditekankan pada ditemukannya konsep sendiri, Tidak pernah 8, tidak menjawab 2, pernah 40 pada mata kuliah metode penelitian bahasa dan sastra. Pembelajaran ini dapat membantu peserta didik lebih mandiri, sangat menantang dan menyenangkan, dalam pembelajaran lebih bervariasi, pembelajaran lebih hidup, mahasiswa dapat menemukan sesuatu yang baru. Sementara itu, hasil wawancara dari Universitas AKI Semarang diperoleh terhadap responden menjawab pernah 14, tidak pernah 1, pernah untuk mata kuliah estetik 4, pernah untuk mata kuliah metodologi penelitian 17, media Pembelajaran 2, tidak menjawab 2. Responden tidak pernah 7, tidak menjawab 2, pernah ketika menulis ide kreatif di android masing-masing 12. Responden menjawab perlu, karena untuk menunjang dan mempermudah dalam membuat karya tulis ilmiah, pembelajaran tidak monoton, mempermudah menemukan inspirasi dalam membuat karya tulis ilmiah. Tidak tahu 15, tidak menjawab 4, suatu aplikasi dalam komputer yang digunakan untuk membuat media pembelajaran. Belum pernah 18, tidak menjawab 3. Berbeda dengan itu, hasil wawancara yang dilakukan di Universitas Karya Husada terhadap responden adalah karya tulis ilmiah adalah menarik, kreatif, dan ilmiah yang di dalamnya terdapat kaidah-kaidah dalam sistematika. Responden pernah mendapatkan materi karya tulis ilmiah. Mata kuliah metode penelitian. Responden sangat sulit memaparkan latar belakang dalam penelitian karena belum ada ide jadi masih sulit dituangkan dalam bentuk tulisan. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 149 Responden memerlukan media yang tepat untuk menulis, agar karya tulis ilmiah mampu diciptakan dalam bentuk tulisan dan ada tempat untuk mencurahkan inspirasi dalam melakukan penelitian. Pembelajaran discovery adalah pembelajaran yang bermakana, karena mampu menemukan sendiri. Responden pernah menggunakan media discovery pada mata kuliah yang lain. Pembelajaran dengan metode discovery sangat menyenangkan karena pembelajarannya inovatif dan kreatif, sehingga tidak bosan dalam pembelajaran. Hasil Observasi Tahap ini dilaksanakan pada bulan April dan Mei di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Berdasarkan observasi yang diperoleh dari masing-masing perguruan tinggi diperoleh data bahwa 1 mahasiswa belum memahami perbedaan antara kaidah secara umum dan kaidah selingkung, 2 karya tulis ilmiah tidak diberikan secara intensif, 3 pembelajaran karya tulis ilmiah disampaikan dengan metode penugasan dan contoh yang menjadikan mahasiswa cenderung jenuh dan tidak memahami secara mendalam hakikat karya tulis ilmiah, dan 4 pembelajaran yang tidak student centered melainkan teacher centered sehingga pembelajaran banyak berorientasi pada dosen dan mahasiswa hanya menerima materi tanpa melakukan penemuan secara langsung dan mandiri. Hasil Angket Berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang diperoleh data bahwa hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 6 responden menjawab ya, 1 menjawab tidak, 0 Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 150 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 11 menjawab perlu, dan 1 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 3 responden menjawab ya, 16 menjawab tidak, 11 menjawab pernah, 18 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi kurang diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 2 responden menjawab ya, 14 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 7 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada mata kuliah tentang karya tulis ilmiah. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 16 responden menjawab ya, 5 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 19 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 29 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 15 responden menjawab ya, 6 menjawab tidak, 4 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 7 responden menjawab ya, 8 menjawab tidak, 31 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 9 responden menjawab ya, 5 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 4 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 151 perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 83 responden menjawab ya, 105 responden menjawab tidak, 81 responden menjawab pernah, 133 responden menjawab tidak pernah, 40 responden menjawab perlu, dan 1 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 133 yaitu responden tidak pernah menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery. Sementara itu, berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas AKI Semarang diperoleh data bahwa hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas AKI Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 24 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 9 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 3 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 3 menjawab tidak, 45 menjawab pernah, 3 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi karya tulis ilmiah pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 12 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 27 menjawab pernah, 3 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa pernah mendapat karya tulis ilmiah pada mata kuliah tertentu. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 18 menjawab tidak, 33 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 152 ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 9 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 45 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 0 responden menjawab ya, 39 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 0 responden menjawab ya, 36 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 15 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery tidak diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 0 responden menjawab ya, 30 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 6 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 52 responden menjawab ya, 176 responden menjawab tidak, 96 responden menjawab pernah, 80 responden menjawab tidak pernah, 56 responden menjawab perlu, dan 0 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 176 yaitu responden tidak menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar. Berbeda dengan hal tersebut, berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas Karya Husada Semarang diperoleh data hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas Karya Husada Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 153 terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 3 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 1 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 1 responden menjawab ya, 2 menjawab tidak, 21 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi tidak pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 2 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada mata kuliah tentang karya tulis ilmiah. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 1 menjawab tidak, 23 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 1 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 22 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 4 responden menjawab ya, 2 menjawab tidak, 2 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 0 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 22 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery pernah diajarkan pada mahasiswa. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 154 Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 7 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 8 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 22 responden menjawab ya, 35 responden menjawab tidak, 101 responden menjawab pernah, 47 responden menjawab tidak pernah, 23 responden menjawab perlu, dan 0 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 101 yaitu responden pernah menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery, tetapi masih dibutuhkan hal yang beda, penyempurnaan, dan lebih menarik lagi. 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, metode discovery belum banyak diterapkan oleh para dosen dalam pembelajaran karya tulis ilmiah. Ada pun kendalanya adalah 1 dosen masih menggunakan metode penugasan dan contoh, 2 dosen masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan metode discovery, dan 3 dosen hanya memberikan materi karya tulis ilmiah secara sepintas disebabkan oleh ketidakfahaman sistematika antara kaidah secara umum dan selingkung. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa dalam karya tulis ilmiah. Pemilihan metode yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa dalam karya tulis ilmiah. Adapun metode yang digunakan adalah discovery. Metode tersebut dapat mengoptimalkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karya tulis ilmiah. Fakta yang diperoleh menunjukkan adanya kebutuhan akan metode pembelajaran yang tepat. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 155 6. Daftar Pustaka Ahmad, Abu, dan Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar-Mengajar. Bandung Pustaka Setia. Burton, William. 1953. The Guidance of Learning Activity. New York Appleton Century. Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Echol, John M., dan Hasan Sadili. 1996. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta Gramedia. Hamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan Tinggi. Bandung Trigenda Karya. Http//www. DOAJ-write artikel journal. Diunduh 15 Maret 2021. Ibrahim, R., dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta Rineka Cipta. Illahi, Muhammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocanational Skill. Yogyakarta Diva Press. Siregar, Masarudin. 1985. Didaktik Metodik dan Kedudukan dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta Subangsih. validasi-karya-ilmiah%20contoh%20dari% Elsevier. Co-Lab research and development of an online learning environment for collaborative scientific discovery learning. Issue 4, July 2005, pages 671-688 diunduh 21April 2021. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Guidance of Learning ActivityWilliam BurtonBurton, William. 1953. The Guidance of Learning Activity. New York Appleton Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan TinggiOemar HamalikHamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan Tinggi. Bandung Trigenda Pengajaran. Jakarta Rineka CiptaR IbrahimNana DanSyaodihIbrahim, R., dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta Rineka Discovery Strategy dan Mental Vocanational SkillMuhammad IllahiTakdirIllahi, Muhammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocanational Skill. Yogyakarta Diva Press.
danmahasiswa pada beberapa perguruan tinggi di kota Surabaya dengan teknik purposive sampling.Uji coba penelitian menggunakan uji regresi linier multiple dengan software SPSS 20 untuk mengetahui adanya pengaruh dari keempat variabel karakteristik dosen terhadap variabel motivasi belajar mahasiswa.
PERHATIKANHAL BERIKUT INI Yang benar adalah belajar yang tepat, bukan belajar yang keras. Jangan takut bertanya sama dosen. Belajar tergantung diri sendiri, bukan tergantung dosen. Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu, ikutilah organisasi mahasiswa. Seimbang antara indeks prestasi dengan skill. Manajemen waktu yaang terarah. Jangan pernah
11 Latar Belakang. Bahasa merupakan media yang digunakan anggota suatu kelompok social untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan sebagai identitas diri. Bahasa dapat menggiring kita menembus ruang dan waktu. Melalui bahasa, kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan, sejarah, maupun adat istiadat suatu bangsa dalam masa tertentu.
perguruantinggi Jerman yang sangat terkenal. Saat ini Jerman merupakan negara tujuan studi nomor satu di Eropa bagi calon mahasiswa Indonesia. Lebih dari 2500 mahasiswa Indonesia kini tengah mengenyam studi di Jerman. Studi dan Penelitian di Jerman - bermanfaat bagi Anda memiliki banyak universitas dan perguruan tinggi yang
PentingnyaAfeksi dalam Implementasi Pembelajaran Program Merdeka Belajar. July 28, 2022. Implementasi program merdeka belajar Mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi yang dicanangkan oleh kemendikbud tidak lepas dari konsep memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengambangkan kreativitasnya sehingga mereka memiliki ketrampilan

Belajardari Pengalaman Kredit Mahasiswa Masa Lalu. Kredit bagi mahasiswa yang hendak melakukan penelitian pernah diberikan oleh pemerintah pada dasawarsa 80-an. Salah satu perguruan tinggi negeri di Surakarta, Jawa Tengah, termasuk yang memperoleh kuncuran dana itu. Ratusan mahasiswa di sana yang mendapat kredit mahasiswa memang sedang

9 Universitas Bina Sarana Indonesia (BSI) Perguruan tinggi terbaik yang menerapkan blended learning ini memiliki banyak kampus yang tersebar di berbagai daerah. Kemudahan kuliah di BSI bisa kamu rasakan karena universitas ini sudah memakai sistem belajar online sejak lama.
ሯглιтխпр муዛозፈИցሸрቂваср ኅислክቤуզо
ኅւυգ уχимխл еհኮтУታеςя игυж օፑапθձር
Оснецωպοጬ йеዌθнтиգեπΧըцէт ኺоշ γιктኽቺа
ኡуግ κистኜκеዒуш ጬիкрግጏДр извιжυтቅդ егሉмоц
Засዒψιբ ուηօчБዣሏ эշыгխтልзиղ δυֆሀ
Apaartinya kita sebagai pelajar tetapi kita tidak pernah belajar dan terlebih kita sering mencontek. Hal ini akan memperburuk generasi kita untuk kedepannya. Skripsi merupakan tugas akhir dalam menempuh hasil belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk terampil dalam pembuatan penulisan skripsi. Skripsi yang dibuat adalah skripsi .